• Beranda
  • Berita
  • Kominfo blokir 1500 situs dan medsos konten radikalisme-terorisme

Kominfo blokir 1500 situs dan medsos konten radikalisme-terorisme

10 Agustus 2019 11:50 WIB
Kominfo blokir 1500 situs dan medsos konten radikalisme-terorisme
Diskusi bertajuk "Enzo, Pemuda, dan Kemerdekaan", di Jakarta, Sabtu. (Imam B)
Plt Kepala Biro Humas Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Ferdinandus Setu mengatakan Kemenkominfo selama tahun 2019 telah memblokir atau "take down" sebanyak 1500 situs dan akun media sosial yang berkonten radikalisme dan terorisme.

"Selama tahun 2019 ini, Kominfo telah memblokir 1500an situs dan akun media sosial yang terkait dan berkonten radikalisme dan terorisme," kata Ferdinandus dalam diskusi bertajuk "Enzo, Pemuda, dan Kemerdekaan", di Jakarta, Sabtu.

Baca juga: 1.600 konten radikalisme ditutup selama 2019

Baca juga: Konten radikalisme terbanyak di Facebook dan Instagram


Namun dia mengatakan, sejak tahun 2009, Kominfo telah memblokir sebanyak 11.800 situs dan akun media sosial yang berkonten radikalisme dan terorisme.

Dia juga mengatakan, hal yang mengkhawatirkan saat ini adalah maraknya situs dan akun media sosial yang berkonten pornografi sehingga Kominfo melakukan langkah tegas dengan memblokir akun yang menyebarkan konten tersebut.

"Beberapa waktu lalu kami memblokir akun Youtube Kimi Hime karena persoalan kesusilaan. Kami tekankan para youtuber silahkan berkreasi namun harus tetap dalam koridor hukum," ujarnya.

Ferdinandus menilai persoalan situs radikalisme-terorisme dan kesusilaan sama-sama berbahaya karena memiliki dampak yang negatif.

Dia mencontohkan persoalan radikalisme-terorisme karena menyangkut ketahanan bangsa negara terancam.

"Ketika terpapar radikalisme-terorisme artinya cinta tanah air menjadi lemah. Lalu dalam kasus pornografi karena anak muda melakukan hal yang tidak produktif," katanya.

Baca juga: Menkominfo ajak masyarakat adukan konten terorisme

Dia mengatakan Kominfo telah melakukan langkah pencegahan untuk mencegah maraknya situs dan akun medsos berkonten radikalisme-terorisme dan pornografi dengan membuat program literasi digital.

Dalam program tersebut menurut dia, ada sekitar 100 elemen bangsa yang bergabung dalam Siber Kreasi, yang tiap hari menyosialisasikan agar masyarakat bijak dalam berinternet.

Baca juga: Akademisi : sistem keamanan internet ada celah kelemahannya

Baca juga: Panglima TNI: Enzo memenuhi syarat sebagai prajurit


 

Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2019