"Hilmi sekarang kelas XII di Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendekia Serpong, Tangerang," ujar ayah Hilmi, Herman Susilo saat dihubungi di Jakarta, Sabtu.
Meskipun bersekolah di Madrasah namun kecerdasan Hilmi tak kalah dari siswa sekolah umum. Itu telah dibuktikannya sejak olimpiade sains tingkat provinsi sampai tingkat nasional.
Tahun 2018, Hilmi juga mendapatkan medali emas di bidang astronomi olimpiade sains nasional (OSN) yang digelar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di Padang, Sumatera Barat.
"Hilmi termasuk sari dari 1.433 siswa yang lolos di tingkat provinsi terus dilombakan di tingkat nasional dan menang kategori Best Practice," ujar Herman.
Kemudian Hilmi dan pemenang-pemenang OSN juara 1, 2, dan 3 sampai juara harapan itu diuji lagi sampai tiga tahap hingga sisanya lima orang saja. Lima orang tersebut yang kemudian dikirim ke Hungaria untuk mengikuti Olimpiade Astronomi dan Astrofisika Internasional dari tanggal 2 sampai 10 Agustus 2019 itu.
Menurut Herman, prestasi itu tak lepas dari proses bimbingan pembelajaran dari guru-guru di madrasah. Sistem yang terus berkembang juga turut serta menghasilkan hal yang berkualitas.
Selain menggunakan standar pendidikan nasional, madrasah juga mempunyai kelebihan dibandingkan sekolah umum, yaitu materi agama yang lebih banyak.
"Peran pembimbing dari sekolah juga sangat membantu. Saya berharap semoga ini bisa menjadi pemicu untuk meraih prestasi lainnya," kata Herman.
Baca juga: Indonesia raih medali olimpiade sains internasional di Botswana
Baca juga: Muhammad Fikri dapat medali emas Olimpiade Internasional
Baca juga: Siswa Indonesia boyong tiga emas di olimpiade sains internasional
Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019