"Kalau memang pemerintah serius sebenarnya lakukan aturan dan penguatan industrinya, kemudian meminta investor manufaktur asing yang masuk ke indonesia untuk menggandeng atau berkolaborasi dengan industri lokal agar menjadi pemasok bagi industri tersebut," ujar Haryadin Mahardika ketika dihubungi Antara di Jakarta, Sabtu.
Dia menjelaskan bahwa di dalam mobil listrik itu yang benar-benar baru hanyalah komponen baterainya, sehingga perubahannya tidak terlalu jauh. Hal tersebut membuat dirinya yakin bahwa industri nasional sudah siap untuk menjadi bagian dalam rantai pasokan atau supply chain mobil listrik.
Kecuali baterai, komponen-komponen untuk mobil listrik sekitar 80 persennya sudah bisa diproduksi oleh industri-industri dalam negeri.
Dengan demikian meskipun teknologi mobil listrik ini merupakan lompatan yang jauh dalam hal inovasi, namun sesungguhnya inovasi yang perlu dikejar hanya pada komponen baterai dan sistem permesinan mobil listriknya.
Sebelumnya Presiden Joko Widodo menyampaikan harapannya agar produk kendaraan elektrik yang dibuat di Indonesia dapat lebih murah.
Dengan bahan-bahan baterai yang terdapat di Indonesia, harga mobil listrik kemungkinan bisa ditekan lebih murah sehingga dapat berseliweran di kota-kota di Indonesia.
Presiden mengatakan strategi bisnis kendaraan listrik bisa dirancang Indonesia sehingga mendahului kompetitor dalam membangun kendaraan listrik dengan harga terjangkau dan berkualitas.
Presiden mengatakan pembangunan industri kendaraan elektrik memerlukan waktu lebih dari 2 tahun. Hal itu dikarenakan sejumlah perusahaan otomotif melihat minat pasar terhadap produk tersebut.
Dia menjelaskan kendaraan bertenaga listrik relatif memiliki harga yang lebih mahal ketimbang kendaraan berbahan bakar minyak.
Baca juga: Ekonom sarankan bunga nol persen kredit pembelian mobil listrik
Baca juga: Perpres mobil listrik perlu diikuti penguatan industri lokal
Baca juga: Mobil ramah lingkungan yang sudah dijual di Indonesia
Pewarta: Aji Cakti
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019