"Bantuan 20 sapi tersebar di 20 titik di daerah Kalbar dan sudah disalurkan semuanya. Sapi dari Presiden diserahkan ke Sambas, jenis sapi simental hasil silangan dengan bobot 1,3 ton ke Masjid At Taqwa Sambas, Sejangkung," kata Kepala Dinas Kehewanan dan Peternakan Provinsi Kalbar, Munsif di Pontianak, Senin.
Munsif memastikan pada hari pertama, semua hewan qurban sapi sudah diterima di masjid masing-masing. Titik yang paling jauh di Kapuas Hulu, daerah Putusibbau Utara dan Selatan. "Di Kubu Raya lumayan banyak, sekitar 5 titik dan posisinya juga jauh-jauh, seperti Batu Ampar, Kecamatan Kubu. Kemudian yang utara selain Sambas di pinggiran Sejangkung, ada juga di Singkawang Utara daerah Semelagi Kecil, Selain itu juga di Nanga Mahap, Sekadau," katanya.
Hewan kurban ini diserahkan kepada masyarakat yang membutuhkan. Dua puluh sapi itu berasal dari Kota Pontianak yang digemukkan di Pontianak dan jenis sapi madura.
"Sapi itu kan harus memenuhi empat syarat, pertama sehat dan tidak cacat. Bahkan kupingnya sompel pun tidak boleh untuk kurban, tidak kurus dan cukup umur. Sapi harus di atas usia dua tahun, dan jantan sedangkan kalau untuk kambing itu di atas satu tahun," ujarnya.
Ia mengatakan saat dikirim dipastikan kondisinya memenuhi syarat. Selain diutamakan sapi jantan, regulasi sapi memang ada larangan untuk memotong sapi betina terutama yang produktif.
Untuk tahun lalu, jumlah pemotongan sapi di Kalbar mendekati total 10 ribuan dan trennya selalu meningkat dari 2016 hanya mendekati 7 ribu, tahun 2018 mendekati 10 ribu.
"Kalau lihat suasana tadi malam kebetulan saya turun ke titik penyaluran dan aktivitas pengirimannya luar biasa. Tahun ini luar biasa permintaannya sangat meningkat. Angkanya tentu nanti akan ketahuan setelah hasil pengawasan dikonsolidasikan. Untuk kota mudah-mudahan dalam waktu lima hari sudah ada," katanya.
Bisnis ternak
Dijelaskannya, pada bagian teknis untuk bidang pangan dan peternakan tentu sesuatu yang menggembirakan melihat tren peningkatan pada hewan kurban.
"Tentu saja ini memberi indikasi bahwa pasarnya bagus dan tentunya ini bisa dibilang Hari Raya Kurban menjadi momen emas para peternak untuk menikmati puncak pendapatan terbaik," ujarnya .
Munsif berharap ini menjadi sebuah semangat untuk mendorong kebangkitan pengembangan usaha ternak di Kalbar. Ia juga melihat tantangan yang lumayan besar karena para peternak sudah semakin tua, sementara secara demografi di seluruh dunia bahkan penduduk sudah diwarnai dominan oleh anak anak muda.
"Sekarang masalahnya anak mudanya itu sangat dekat dengan katakanlah teknologi informasi yang tentu sangat berbeda kulturnya dengan usaha ternak. Hal inilah yang menjadi tantangan tersendiri bagaimana menarik para milenial yang menggarap bisnis ternak seperti di Jawa," katanya.
Walaupun ia katakan untuk di Kalbar sendiri mungkin masih terbatas. "Saat ini saya sedang memantau dan sedang menjejak sejauh mana para pemuda di Kalbar tertarik untuk beternak, tentunya tidak sebanyak di Jawa. Saya jejak kemarin di dinas Yogyakarta tepatnya di Polbang yang menyediakan jurusan peternakan," katanya.
Ia menjelaskan ada beberapa kabupaten seperti Kapuas Hulu, Bengkayang dan Kayong mengirimkan remajanya untuk bersekolah di sana.
"Sengaja dikirim dengan satu kesadaran oleh Bupatinya bahwa membangun itu harus dengan keterampilan khusus peternakan. Mudah-mudahan mereka betul betul bisa menerapkan ilmunya di daerah dan bisa mendorong spirit baru bahwa ke depan harus lebih baik lagi dan bersemangat untuk berkurban," katanya.*
Baca juga: Menakar Id Kurban bagi harmonisasi masyarakat dalam kebhinekaan
Baca juga: ACT salurkan 700 paket daging kurban untuk pengungsi di Palu dan Sigi
Pewarta: Rendra Oxtora
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019