Bagian depan Kantor Urusan Haji Indonesia di Syisyah, Mekkah, Senin, ramai dan padat bahkan sejak dinihari.
Anggota jamaah haji banyak yang memilih mabit atau bermalam di sekitar Terowongan King Fahd yang mengarah langsung ke tenda-tenda di Mina.
Sampai pukul 02.00, banyak orang yang memilih tidur di jalan-jalan dekat Mina yang memang sudah ditutup untuk kendaraan. Di antara mereka ada yang menggelar tikar, bahkan mendirikan tenda di taman kota.
Lalu lintas Kota Mekkah juga bisa dikatakan lumpuh sejak Idul Adha tiba. Jutaan orang dari berbagai bagian dunia berkumpul di Arafah, Mina, dan Muzdalifah untuk melakukan rangkaian ibadah haji.
Kota Mekkah padat. Hanya kendaraan yang berstiker khusus yang bisa leluasa bergerak.
Kemacetan parah terjadi di banyak tempat sehingga jalan kaki menjadi satu-satunya pilihan untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Amirul Hajj dan petugas haji Indonesia pun berjalan kaki puluhan kilometer untuk melayani jamaah.
"Saya berjalan kaki ke Jamarat untuk lempar jumrah, setelah itu lanjut jalan kaki ke Mina, ke Tenda Misi Haji Indonesia," kata Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin selaku Amirul Hajj.
Bersama delegasi Amirul Hajj, dia total berjalan kaki setidaknya 6,5 kilometer, menempuh perjalanan dari Kantor Urusan Haji Indonesia Daker Mekkah di Syisyah hingga Jamarat yang jaraknya tiga kilometer, lalu jalan 3,5 kilometer dari Jumarat menembus terowongan Moasheim di Mina sampai ke Maktab 51 tempat Tenda Misi Haji Indonesia berada.
Sebagian besar jamaah berada di Mina saat Idul Adha tiba. Mereka menjalankan rangkaian puncak ibadah haji. Petugas haji pun harus berjalan kaki hingga 30 kilometer dalam sehari untuk melayani jamaah.
Tahun ini sekitar 3,5 juta orang dari berbagai negara di dunia berkumpul di Mekkah untuk menunaikan ibadah haji, termasuk 231.000 orang dari Indonesia. Anggota jamaah haji Indonesia tercatat sebagai yang paling banyak di dunia.
Baca juga:
Mekkah diguyur hujan saat Amirul Hajj jalan kaki ke Jumarat
Jamaah diberangkatkan bertahap dari Arafah ke Muzdalifah
Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019