Kemenperin pasok SDM industri tekstil mumpuni

12 Agustus 2019 18:37 WIB
Kemenperin pasok SDM industri tekstil mumpuni
Kepala Badan Pengembangan SDM Industri Kemenperin, Eko Cahyanto (Kiri) dan Pendiri iCIO Community, Harry Surjanto (Kanan) berjabat tangan dalam acara diskusi Pandangan iCIO dan Kementerian Perindustrian terhadap Industri 4.0 di Jakarta, Kamis (18/7/2019). (ANTARAnews/ Abdu Faisal)
Kementerian Perindustrian terus memasok sumber daya manusia (SDM) yang kompeten sesuai kebutuhan industri tekstil dan produk tekstil (TPT) yang kompeten sesuai kebutuhan saat ini, di mana langkah strategis yang telah dilakukan antara lain adalah menggelar "Diklat 3 in 1" (pelatihan, sertifikasi dan penempatan kerja).

“Salah satunya yang rutin kami laksanakan, yaitu Diklat 3 in 1 Operator Mesin Industri Garmen Berbasis Kompetensi di Balai Diklat Industri (BDI) Jakarta,” kata Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDMI) Kemenperin Eko SA Cahyanto lewat keterangannya di Jakarta, Senin.

Kepala BPSDMI menyampaikan, pihaknya telah melepas lulusan Diklat 3 in 1 Operator Mesin Industri Garmen Berbasis Kompetensi sebanyak 303 peserta. Mereka yang merupakan angkatan 19-21 Tahun 2019 ini berasal dari beberapa Kabupaten/Kota di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Lampung.

“Para peserta itu sudah mengikuti pelatihan sejak 22 Juli sampai 10 Agustus 2019 di BDI Jakarta. Dari 303 peserta, yang sudah tersertifikasi sebanyak 283 orang karena telah memenuhi kualifikasi. Sisanya kami akan fasilitasi untuk resertifikasi agar mereka mencapai level yang sama,” ungkapnya.

Eko optimistis hasil dari Diklat 3 in 1 tersebut, akan mendorong kinerja industri tekstil dan produk tesktil (TPT) di Tanah Air semakin gemilang. Apalagi, berdasarkan peta jalan Making Indonesia 4.0, industri TPT merupakan satu dari lima sektor yang mendapatkan prioritas pengembangan dalam kesiapan memasuki era industri 4.0.

“Kami melihat industri TPT kita semakin tumbuh dan berkembang. Hal ini membawa dampak positif pada kontribusi yang besar terhadap perekonomian nasional,” ujarnya. Industri TPT nasional dinilai juga kian kompetitif di kancah global karena struktur manufakturnya sudah terintegrasi dari hulu sampai hilir.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada kuartal II tahun 2019, industri tekstil dan pakaian jadi sebagai sektor manufaktur yang tumbuh paling tinggi mencapai 20,71 persen.

Di samping itu, pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang (IBS) pada periode yang sama, naik hingga 3,62 persen (y-on-y) terhadap triwulan II-2018 karena salah satunya disebabkan melonjaknya produksi industri pakaian jadi sebesar 25,79 persen.

Selanjutnya, kinerja ekspor industri TPT nasional dalam kurun tiga tahun terakhir terus menanjak. Pada tahun 2016 berada di angka 11,87 miliar dolar AS, kemudian di tahun 2017 menyentuh hingga 12,59 miliar dolar AS dengan surplus 5 miliar dolar AS.

Tren positif ini berlanjut sampai tahun 2018 dengan nilai ekspor sebesar 13,27 miliar dolar AS.

Eko pun menegaskan pihaknya berkomitmen untuk meningkatkan peran unit pendidikan vokasi industri di lingkungan Kemenperin dalam memasok tenaga kerja yang kompeten sehingga dapat memacu kinerja sektor manufaktur yang produktif, inovatif, dan kompetitif.

Baca juga: Kemenperin akui Indonesia dihadapkan masalah kompetensi SDM
Baca juga: Wapres JK: Tidak cukup membangun infrastruktur namun juga didukung SDM
Baca juga: Menperin: Pemerintah fokus bangun SDM sektor industri

 

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019