Bupati Gresik, Sambari Halim Radianto, di Gresik, Senin, mengatakan rencana pembangunan Tugu Garling untuk melanjutkan rencana pembangunan beberapa tugu (landmark) di sejumlah sudut kota.
"Setelah ada dua tugu sebelumnya, sebentar lagi masyarakat Gresik akan mempunyai satu landmark lagi yaitu Gardu Suling (Garling), dan lokasinya di perempatan antara Jalan Panglima Sudirman, Jalan Pahlawan dan Jalan Jaksa Agung Suprapto serta Jalan Malik Ibrahim Gresik," kata Sambari kepada wartawan.
Ia mengatakan, kepastian pembangunan Tugu Garling setelah adanya penandatanganan antara Pemkab Gresik dengan PJB yang dilakukan General Manager PJB Gresik Ompang Rezki Hasibuan di Ruang Bupati Gresik.
"Landmark Garling ini sebagai upaya untuk mengembalikan yang pernah ada di Gresik zaman dahulu. Dulu gardu suling itu berdiri di Pertigaan Jalan Raden Santri, HOS Cokroaminoto dan Jalan Basuki Rahmat (tepat di depan kantor PLN)," katanya.
Sambari berharap, keberadaan Tugu Garling yang mempunyai bunyi-bunyi sebagai petanda waktu sholat itu akan didengar kembali, khususnya di dua kecamatan yaitu Gresik dan Kebomas.
"Kalau dulu suara sirine itu untuk menandai berbuka puasa saat bulan Ramadhan. Namun, nanti yang baru ini juga untuk menandai setiap waktu sholat. Hanya durasi untuk berbuka puasa yang agak panjang," katanya.
Kepala bagian Humas dan Protokol Sutrisno mengatakan, dalam sejarahnya Tugu Gardu Suling memang pernah ada di Gresik, dan dibangun pada tahun 1929 oleh Kitty Soesman seorang kepala Aniem (PLN).
"Zaman dulu, suara sirine juga sebagai tanda siaga jika ada musuh yang datang dari arah laut. Selepas kemerdekaan suara sirine ini menjadi tanda suka cita termasuk saat berbuka puasa atau saat menjelang detik-detik proklamasi," katanya.
Sementara itu, sebelumnya Pemkab Gresik juga telah meresmikan dua tugu di wilayah setempat, yakni Tugu Lontar yang terletak di Perempatan Kebomas Gresik, serta Tugu replikasi Keris Sumilang Gandring yang ada di Jalan Veteran Gresik, dengan fisik bangunan berbentuk keris dan memiliki tinggi sekitar 15 meter.*
Pewarta: Abdul Malik Ibrahim
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019