Seperti dilansir laman Eurekalert, perlindungan itu karena susunan kompleks senyawa phytochemical dalam kenari.
Untuk sampai pada temuan itu, peneliti yang dipimpin Dr Daniel Rosenberg dan Masako Nakanishi dari Pusat Onkologi Molekuler di UConn Health, menilai efek suplementasi makanan kacang kenari pada tikus.
Ketika tikus diberi kenari selama sekitar dua minggu, mereka menderita lebih sedikit cedera pada usus selama episode radang usus besar (kolitis ulserativa).
Selain itu, perbaikan mukosa kolon tampaknya meningkat setelah memakan kenari.
Meskipun tidak dapat ditentukan apakah usus yang telah dikondisikan menolak kerusakan ulserogenik awal, tingkat cedera pada tikus yang diobati dengan kenari jauh lebih sedikit daripada pada yang tidak diberi kacang itu.
"Kami tidak menyarankan orang-orang dengan luka akibat radang usus besar melakukan diet kenari. Tetapi, kami berharap dapat menentukan senyawa aktif - nutrisi, fitokimia - dalam kenari yang menyebabkan perlindungan," tutur peneliti.
Penelitian lebih lanjut sedang dilakukan untuk memahami dampaknya terhadap manusia. Saat ini, laboratorium Rosenberg sedang menjalankan uji klinis.
Peneliti meminta para partisipan studi mengkonsumsi dua ons kenari setiap hari selama tiga minggu sebelum menjalani kolonoskopi. Mikrobiota usus akan dianalisis sementara biomarker mereka juga dinilai.
Baca juga: Manggis untuk kesehatan jantung hingga cegah kanker
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2019