Kegiatan Exabytes eCommerce Conference (EEC) 2019 diharapkan dapat menjadi wadah bertemunya pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dengan teknologi digital.
"Acara ini dapat dijadikan sarana networking yang memberikan kesempatan UMKM untuk berkolaborasi dengan brand-brand besar dan bersama-sama menciptakan produk e-commerce," kata Country Manager Exabytes Indonesia Indra Hartawan saat membuka acara di Citywalk Sudirman, Jakarta, Rabu.
Ini merupakan kedua kalinya Exabytes Indonesia menghelat acara serupa setelah edisi pertama pada 2018. Di Malaysia, Exabytes Group telah tujuh kali mengadakan konferensi seperti ini.
Selain diisi oleh pembicara-pembicara yang berasal dari berbagai perusahaan terkemuka seperti Shopee Indonesia dan Microsoft, pada konferensi ini diadakan pula berbagai workshop dari beberapa perusahaan rintisan.
Berbagai pendekatan agar UMKM semakin "melek" teknologi penting dilakukan. Data yang dirilis Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mencatat bahwa sejak 2017 sampai 2018 baru 9,6 juta dari total 56 juta UMKM yang sudah akrab dengan dunia internet.
"Berjualan online sangat memudahkan kami. Para konsumen kami yang berasal dari luar Pulau Jawa dapat dengan mudah melakukan transaksi untuk membeli produk kami," kata Maria Anggraini, CEO dan pendiri jenama fashion lokal This is April.
Kemkominfo telah melakukan sejumlah upaya agar semakin banyak UMKM dapat memaksimalkan penjualan dengan bantuan internet, namun langkah para pengusaha UMKM tidak boleh berhenti di situ, mereka harus semakin siap menyongsong era baru industri atau yang kerap disebut Industri 4.0.
Baca juga: Gopay-JNE kolaborasi permudah pelaku usaha UMKM bertransaksi
Baca juga: Samuel Wattimena kemukakan tips agar UKM "go global"
Baca juga: Pengusaha UMKM diharapkan lakukan lebih banyak riset
Pewarta: A Rauf Andar Adipati
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019