Dinas Perikanan Kabupaten Karawang, Jawa Barat, menyatakan para nelayan meraup untung besar atas peristiwa tumpahnya minyak mentah milik Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) di perairan utara Karawang.Artinya, ada atau tidak peristiwa tumpahnya minyak mentah, tangkapan ikan nelayan pada Juli-Agustus tetap minim
Sekretaris Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Karawang, Abu Bukhori, di Karawang, Jawa Barat, mengatakan sejak sebulan terakhir sebenarnya kondisi ombak laut besar, karena musim angin barat.
"Sudah rutin setiap tahun, tepatnya setiap Juli-Agustus, musim angin barat. Di musim ini nelayan banyak yang menganggur atau tidak melaut, karena tangkapan minim," katanya saat dihubungi Antara.
Ia mengatakan pada musim angin barat ini muncul peristiwa tumpahan minyak mentah Pertamina di perairan Karawang. Jadi, lanjut dia, jika dikaitkan dengan produktivitas ikan tangkap, itu tidak akan berpengaruh.
"Artinya, ada atau tidak peristiwa tumpahnya minyak mentah, tangkapan ikan nelayan pada Juli-Agustus tetap minim. Sebab selama kurun waktu itu musim barat, di mana pada musim tersebut tangkapan ikan minim," katanya.
Menurut dia, justru peristiwa tumpahan minyak mentah Pertamina di perairan utara Karawang membawa "berkah" bagi nelayan setempat. Akibat peristiwa itu, para nelayan bisa mendapatkan pekerjaan dari Pertamina.
Jenis pekerjaannya, kata Abu, mereka ikut terlibat dalam kegiatan pembersihan limbah minyak di area bibir pantai utara wilayah Karawang.
Dengan terlibat membersihkan limbah minyak di area bibir pantai, nelayan mendapatkan honor dari Pertamina sebesar Rp100.000 serta uang makan per hari.
Belum lagi nelayan yang ikut mengumpulkan limbah minyak di sekitar perairan utara Karawang dengan menggunakan kapalnya, bisa mendapat bayaran dari Pertamina Rp1.500.000-Rp1.700.000 per hari.
Jadi, katanya, para nelayan di Karawang yang jumlahnya sekitar 1.500 orang itu meraup untung dengan adanya peristiwa tersebut. Sebab biasanya, nelayan di Karawang tidak melaut saat musim angin barat.
Pewarta: M.Ali Khumaini
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019