"Dua airlines bersatu membuat Indonesia lebih maju," kata Pendiri Lion Air Rusdy Kirana di Batam, Kepulauan Riau, Rabu.
Salah satu pokok kerja sama adalah pembangunan hanggar bersama untuk perawatan dan perbaikan pesawat.
Menurut dia, biaya perawatan pesawat adalah elemen terbesar kedua setelah bahan bakar. "Itu yang menyebabkan kami berusaha agar perawatan dan perbaikan bisa dilakukan di dalam negeri," kata dia.
Lion Air sadar, dalam pengembangan perawatan pihaknya tidak bisa sendiri, melainkan harus bekerja sama, karenanya Lion menggandeng Garuda Indonesia.
Dengan membangun perawatan dan perbaikan pesawat di dalam negeri, maka dapat menghemat devisa negara, membuka lapangan pekerjaan sekaligus alih teknologi.
"Kami berharap penggunaan devisa semakin berkurang. Meningatkan devisa karena MRO akan melayani pesawat asing," kata dia.
Direktur Utama Garuda Indonesia Group I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra akan mengirimkan sekitar 100 orang tenaga ahli untuk memperkuat hanggar di Batam.
"Dan menyerap 3.000 tenaga ketja yang nanti dari Batam dan Kepri," kata dia.
Selain pengembangan hanggar, Lion Grup dan Garuda Group juga akan mengembangkan ban pesawat untuk memasok kebutuhan dalam negeri, bekerja sama dengan Michellin.
Pabrikan ban pesawat rencananya dibangun di sekitar Tangeran dan Medan, agar dekat dengan perkebunan karet.
Pewarta: Yuniati Jannatun Naim
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2019