Pada babak pertama dimulai, pelatih Persibat Bona Simanjuntak langsung menurunkan dua striker yaitu Imam Witoyo dan Mario Albertho.
Kerja sama dua pemain tersebut tampak merepotkan pertahanan PSPS Pekanbaru, Riau, bahkan pada menit ke-25 dan 28 tim berjuluk Alas Roban mendapat peluang menciptakan gol ke gawang lawan namun bola masih melenceng ke samping gawang PSPS.
Serangan Persibat yang terus menggempur pertahanan PSPS Pekanbaru, akhirnya mampu memecahkan kebuntuan setelah pada menit ke-42, tendangan keras Imam Witoyo tidak mampu ditahan oleh penjaga gawang PSPS Riau, Ivan Fadhilah.
Hingga peluit panjang babak pertama usai, Persibat Batang unggul 1-0 atas PSPS Riau.
Memasuki babak kedua dimulai, meski sudah unggul 1-0, Persibat Batang tidak mengendurkan serangan ke lini pertahanan PSPS Riau, bahkan arsitek Laskar Alas Roban memasukkan sejumlah pemain pengganti untuk menambah kekuatan di tengah dan depan.
Roni Saputra dan Yogi Syaiful masuk menggantikan Yoga dan Mario, tampak tampil gemilang dengan mendapatkan kesempatan emas untuk menciptakan gol ke gawang PSPS, namun bola masih dapat ditepis oleh penjaga gawang tim tamu, Ivan Fadhilah.
Persibat menambah keunggulan menjadi 2-0 setelah pada menit ke-75, tendangan keras Moh Solikhin bola menjebol ke gawang PSPS Riau. Keunggulan Persibat menjadi 3-0, setelah pada menit ke-83, Rizky yang lolos dari hadangan pemain belakang dengan mudah menjebol ke gawang PSPS Riau.
Pelatih Persibat Bona Simanjutak mengaku timnya sempat kedodoran saat memasuki babak pertama dimulai.
Namun, kata dia, pemain bisa langsung melakukan perubahan dan pola permainan yang diarahkan oleh manajemen Persibat.
"Kita bersyukur dapat meraih poin sesuai harapan. Pemain sempat kedodoran setelah unggul 1-0 namun dengan cepat mengubah skema akhirnya permaianan semakin hidup dan bisa unggul 3-0," katanya.***3***
Baca juga: Usai kekalahan beruntun, Persibat Batang targetkan bertahan di Liga 2
Baca juga: Sriwijaya FC akhiri putaran pertama Liga 2 dengan kemenangan
Pewarta: Kutnadi
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2019