Fakhri menilai anak asuhnya banyak melakukan kesalahan sehingga gagal mencetak gol dari banyaknya peluang yang sudah didapat di depan mata.
"Kami banyak sekali kehilangan bola, bahkan itu terjadi sejak babak pertama. Hampir semua pemain punya andil atas hasil yang tidak memuaskan ini, baik lini belakang, tengah, dan depan," tutur Fakhri usai pertandingan di Stadion Thong Nhat, Ho Chi Minh City, Rabu.
Baca juga: Bermain seri 1-1 dengan Myanmar, Indonesia juara grup
Baca juga: Konjen RI ingatkan peserta Piala AFF jaga persaudaraan ASEAN
Dalam pertandingan terakhir fase penyisihan Grup A Piala AFF 2019 ini, timnas U-18 kehilangan banyak kesempatan mencetak angka di babak pertama akibat kurangnya koordinasi dan cara bermain yang tidak sekuat seperti empat laga sebelumnya.
Fakhri mengatakan bahwa ia akan mengevaluasi cara bermain dan hasil pertandingan Rabu ini.
"Pas bertahan tadi tidak semua ada di posisi yang ideal, sehingga tadi Myanmar dapat gol yang menurut kami terlalu mudah," pungkas Fakhri menambahkan.
Selain itu, ia turut meyakini bahwa menurunnya performa skuad Garuda Nusantara juga akibat ketatnya lima jadwal pertandingan yang diikuti sembilan hari terakhir.
Kondisi tersebut tidak hanya dialami timnas, katanya melanjutkan, melainkan juga dialami hampir semua tim, termasuk Myanmar yang lini pertahanannya juga mudah ditembus anak asuhnya.
"Ini yang saya bilang banyak aspek yang menentukan. Kondisi ini sebenarnya tidak hanya dialami kami, tapi semua tim," ujar mantan pemain timnas era 90an ini.
Meski ditahan imbang 1-1 oleh Myanmar, namun Indonesia berhasil menjadi juara Grup A dan akan melanjutkan perjuangan ke babak semifinal pada 17 Agustus di Stadion Binh Duong.
Indonesia, bersama runner up grup Myanmar, masih menanti calon lawan dari Grup B untuk beradu taktik di semifinal.
Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2019