"Di nomor ganda, peluang untuk menang selalu terbuka. Siapa yang lebih fokus bakal keluar sebagai pemenang," ujar Anthony, Rabu.
Anthony mengatakan di nomor ganda pertarungan selalu tak bisa diprediksi. Hal berbeda apabila dalam nomor tunggal, biasanya lawan yang memiliki pengalaman dan peringkat lebih tinggi selalu mendominasi permainan.
Sebelumnya pasangan Hiroyasu Erasu dan Sho Shimabukuro mengalahkan pasangan Indonesia M. Althaf Dhaifullah dan A. Rahman di babak 16 besar.
Baca juga: Duo Susanto menang atas Goveas/Schmid di Combiphar Tennis Open
Saat melawan pasangan asal Jepang itu, mereka telah meminta masukan dari petenis yang pernah melawan Erasu dan Shimabukuro perihal teknik dan strategi permainannya.
"Kami berupaya main lebih solid daripada babak pertama dan yakin akan melangkah ke semifinal," kata dia.
Dalam kejuaraan Combiphar Tennis Open 2019 pekan kedua, Indonesia hanya tinggal berharap di nomor ganda setelah perwakilan di sektor tunggal harus bertumbangan.
Di babak perempat final turnamen internasional berlabel ITF World Tennis Tour itu, Indonesia menempatkan tiga petenis yaitu pasangan kakak beradik Susanto, Anthony dan David Agung serta Justin Barki yang berduet dengan Ruan Roelofse (Afrika Selatan).
Sedangkan unggulan ketiga, Justin/Ruan bakal meladeni duet petenis yunior Vietnam Phuong Van Nguyen dan Kasidit Samrej (Thailand) yang menyingkirkan petenis Pelatnas SEA Games 2019, Muhammad Rifqi Fitriadi yang berpasangan dengan Bill Duo (Amerika Serikat) di babak pertama 3-6 6-2 [7-10].
Baca juga: Justin Barki terhenti di babak pertama Combiphar Tennis Open
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2019