"Saya rasanya ingin belajar musik lagu Batak yang selama ini sering didengarnya di Kota Palu," kata Tiara, saat tiba di Bandara Udara Internasional Kuala Namu, Kabupaten Deli Serdang, Rabu.
Sebab selama ini, menurut dia, selalu rajin belajar lagu-lagu daerah asal Provinsi Sulawesi Tengah dan sering mendapat juara saat adanya lomba nyanyi.
"Jadi, saat kegiatan SMN yang dilaksanakan di Provinsi Sumatera Utara dimanfaatkan untuk mengenal lebih dekat lagu-lagu batak dan dapat belajar secara langsung," ujar Tiara.
Selain itu, ia juga mengaku tertarik dengan budaya Batak, berupa tari-tarian atau "tor-tor" yang selama ini ditampilkan dalam menyambut tamu-tamu penting yang berkunjung ke Sumut.
"Saat peserta SMN berkunjung nantinya ke Danau Toba, Tuktuk dan Tomok Kabupaten Samosir merupakan pusat budaya Batak saya akan coba belajar menari," ucap dia.
Tiara berharap kepada Panitia SMN dapat menugaskan guru tari dan guru nyanyi, serta mengajari para pelajar asal Sulteng.
"Saya sangat berminat belajar budaya Batak, karena hal itu menambah wawasan dan pengetahuan SMN asal Sulteng," katanya.
Dua dari 23 orang peserta SMN tahun 2019 asal Provinsi Sulawesi Tengah yang berkunjung ke Provinsi Sumatera Utara adalah penyandang disabilitas.
Kedua peserta SMN yang berkebutuhan khusus itu, yakni Tiara Ramadhani Sinjar asal Sekolah Luar Biasa (SLB) ABCD Muh Palu, Kota Palu, dan Erick Timor Utama asal SLB ABCD Muh Palu," kata Guru Pendamping SLB Amiek Fatmawati, sesaat tiba di Bandara Udara Internasional Kuala Namu, Kabupaten Deli Serdang, Rabu.
Kedua peserta SMN penyandang disabiltitas itu, menurut dia, memiliki berbagai keterampilan yang dapat diandalkan sehingga mereka dapat terpilih dalam seleksi dilakukan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tengah.
"Jadi, peserta SMN asal Sulawesi Tengah yang dikirimkan ke Sumatera Utara adalah orang-orang yang dapat diandalkan dan telah melalui berbagai tahapan seleksi yang ekstra ketat," ujar Amiek.
Ia mengatakan, dari ratusan orang jumlah SLB di Kota Palu yang menjalani seleksi, namun hanya dua orang yang terpilih.
Tiara Ramadhani seorang tuna netra memiliki keahlian dalam bidang seni suara dan sudah sering menjuarai lomba nyanyi antar SLB di Provinsi Sulteng.
"Sedangkan Erick Timor seorang tuna rungu dan memiliki keahlian dalam bidang seni merangkai berbagai jenis bunga," katanya.
Puluhan peserta SMN asal Provinsi Sulawesi Tengah selama berada di Sumut akan mengikuti berbagai kegiatan yakni Pendidikan Bela Negara di Batalyon Kavaleri 6/Naga Karimata di Asam Kumbang Sunggal Medan, berkunjung ke Sekolah DELL di Balige, mengikuti Upacara Bendera memperingati HUT Kemerdekaan RI ke-74 di Pabatu, Kabupaten Simalungun.
Selanjutnya berkunjung ke objek wisata alam batu gantung di kawasan Danau Toba Kabupaten Simalungun, berkunjung ke warisan budaya di Tomok Kabupaten Samosir (mempelajari tarian adat batak toba),dan menyaksian tarian patung sigale-gale di Tuktuk Kabupaten Samosir, berkunjung ke kebun teh Sidamanik, Kabupaten Simalungun.
Kemudian, mengenal dan diskusi tentang PTPN IV dan sawit di Kebun Adolina di Kabupaten Serdang Bedagai, belajar media sosial (medsos), istagram, yautube dan twitter, kunjungan ke Istana Maimun Medan, berkunjung ke perpustakaan daerah di Medan, berkunjung ke PT KIM di Belawan, dan berkunjung ke Rumah Kreatif BUMN, serta BTN Medan.
Penetapan 23 orang peserta Siswa Mengenal Nusantara Tahun 2019 dan 3 guru pendamping merupakan hasil seleksi yang dilakukan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tengah.
Kegiatan BUMN Hadir Untuk Negeri Program Siswa Mengenal Nusantara Tahun 2019 dibiayai oleh PTPN IV, PT KIM dan PJT 1.
Baca juga: Dua peserta SMN asal Sulawesi Tengah penyandang disabilitas
Baca juga: BUMN kenalkan 23 SMN asal Sulteng tentang budaya Sumut
Pewarta: Munawar Mandailing
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019