Pascabanjir yang melanda warga di Desa Namo, Sapo dan Sadaunta, Kecamatan Kulawi, Kabupaten Sigi pada 13 Agustus lalu, kini menyisakan kotoran lumpur, yang membuat warga dibantu aparat TNI/Polri dan Basarnas serta relawan peduli lainnya bergotong royong membersihkannya.Banjir bandang kali ini merupakan yang terbesar dan dampak yang ditimbulkan cukup parah selain memutuskan jalur darat, juga menghanyutkan belasan rumah warga, dan lainnya mengalami rusak berat.
Pantauan Antara di lokasi bencana, Kamis (15/8), bakti sosial sudah berlangsung dua hari pascabanjir bandang menerjang tiga desa tersebut.
Banjir bandang kali ini merupakan yang terbesar dan dampak yang ditimbulkan cukup parah selain memutuskan jalur darat yang menghubungkan Palu dengan tiga kecamatan di Kabupaten Sigi, juga menghanyutkan belasan rumah warga, dan lainnya mengalami rusak berat dihantam banjir.
Tampak berbagai material yang dibawa banjir bandang seperti batu-batuan, pepohonan dan juga lumpur menutupi badan jalan antara Dusun Sadaunta sampai Desa Namo.
Namun demikian, bencana alam tersebut tidak sampai menelan korban jiwa, kecuali kerugian materi yang hingga kini belum juga diketahui nilainya.
Anwar, seorang warga Desa Namo mengatakan rumah dan semua perabot, termasuk bahan-bahan makanan seperti beras dan alat rumah tangga lainnya hanyut diterjang banjir yang terjadi mulai pukul 18.00 Wita.
Baca juga: Belasan rumah di Sigi hanyut terseret banjir bandang
Banjir disebabkan hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut selama beberapa hari terakhir ini.
Dia mengaku banjir yang sama pernah terjadi beberapa tahun lalu, tetapi tidak separah yang terjadi beberapa hari lalu tersebut.
Darmawan, seorang personil dari Basarnas Palu mengatakan sejak bencana alam itu terjadi, mereka sudah langsung ke lokasi bencana alam dan membantu mengevakuasi warga yang ada di Sadaunta, Desa Namo dan Sapo.
Banjir bandang juga pernah memporakporandakan sejumlah desa di Kecamatan Gumbasa dan Kecamatan Dolo Selatan beberapa waktu lalu yang menyebabkan adanya korban jiwa dan banyak rumah penduduk tertimbun lumpur dan memutuskan jalur Palu-Kulawi dan Palu-Bangga serta merusak jaringan listrik putus diterjang banjir.
Kabupaten Sigi merupakan daerah tingkat II di Provinsi Sulawesi Tengah yang selama ini paling rawan terjadinya banjir dan tanah longsor dibandingkan daerah lainnya di provinsi itu.
Kabupaten Sigi juga merupakan daerah terdampak paling parah bencana gempa bumi pada 28 September 2018 yang banyak menelan korban jiwa dan kerusakan bangunan rumah penduduk, serta infrastruktur jalan, jembatan, jaringan irigasi, penerangan listrik, telekomunikasi dan sarana ibadah serta pendidikan dan kesehatan banyak yang hancur diterjang gempa dan likuefkasi.
Baca juga: Tiga permukiman warga di Sigi diterjang banjir
Baca juga: Enam desa di Sigi diterjang banjir, jalan lintas provinsi putus
Pewarta: Anas Masa
Editor: Ridwan Chaidir
Copyright © ANTARA 2019