"Tiongkok masih menjadi pasar utama ekspor Indonesia di mana kontribusinya sebesar 15,53 persen dari total ekspor," kata Kepala BPS Kecuk Suhariyanto di Jakarta, Kamis.
Kecuk memaparkan, komoditas utama yang diekspor ke negeri tirai bambu itu pada periode tersebut adalah lignit, besi atau baja, dan bubur kertas (pulp).
Negara tujuan ekspor terbesar selanjutnya yakni Amerika Serikat dengan nilai 9,9 miliar dolar AS atau berkontribusi 11,26 persen.
Sedangkan, ekspor RI ke Jepang mencapai 7,9 miliar dolar AS atau menyumbang 8,99 persen.
Adapun andil ketiga negara tersebut terhadap kinerja ekspor nonmigas Indonesia mencapai 35,77 persen.
"Meskipun sekarang nilainya lebih kecil dibandingkan periode yang sama tahun lalu," ujar Kecuk.
Menurut Kecuk, peningkatan ekspor nonmigas Juli 2019 jika dibandingkan Juni 2019 terjadi di hampir semua negara tujuan utama, termasuk tiga negara tujuan ekspor terbesar tersebut.
Menurut data BPS, ekspor produk asal Indonesia ke Tiongkok naik 469,7 juta dolar AS atau 25,92 persen. Sedangkan, ekspor ke Amerika Serikat naik 507,2 juta dolar AS atau 47,08 persen. Sedangkan, ekspor ke Jepang naik 193,4 juta dolar atau 18,87 persen.
Baca juga: BI sebut devaluasi yuan China tidak semakin gerus ekspor RI
Baca juga: Sarang burung walet primadona ekspor RI ke China
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019