Kinerja para menteri Kabinet Kerja Jokowi-Jusuf Kalla tak pernah lepas dari sorotan netizen (warganet) di media sosial, bahkan para warganet di Facebook menginginkan agar Sri Mulyani dan Susi Pudjiastuti layak dipertahankan sebagai menteri.Di mata 'netizen', dua nama ini merupakan sosok menteri yang berkarakter, bukan hanya mumpuni atau berkompeten dalam bidangnya, yang ditunjukkan dengan kemampuannya menjadi pemimpin, tetapi juga komunikator yang baik
"Di mata netizen, dua nama ini merupakan sosok menteri yang berkarakter, bukan hanya mumpuni atau berkompeten dalam bidangnya, yang ditunjukkan dengan kemampuannya menjadi pemimpin, tetapi juga komunikator yang baik," kata Direktur Komunikasi Indonesia Indicator (I2), Rustika Herlambang saat memaparkan hasil risetnya bertajuk "Menteri dalam Framing Media Sosial 2019", di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, kedua sosok wanita itu dinilai layak dipilih kembali dalam Kabinet pemerintahan Jokowi-Ma'ruf.
Di mata publik kebijakan-kebijakan yang mereka ambil kerap mengundang kontroversi, tetapi mereka tunjukkan dengan hasil kerja (kinerja) yang konkret dan positif bahkan kerap mendapatkan penghargaan dari lembaga internasional.
Sri Mulyani, kata Rustika, dinilai tegas dalam memberantas korupsi dan mereformasi birokrasi di Kemenkeu, juga dapat menjaga stabilitas perekonomian Indonesia di tengah disrupsi atau krisis ekonomi dunia (antara lain akibat perang ekonomi AS-Cina serta krisis ekonomi di Eropa).
Kinerja Sri Mulyani yang dinilai positif, antara lain penerimaan negara yang melampaui target, kenaikan gaji pegawai negeri sipil (PNS), pengembalian saham PT Freeport Indonesia ke pemerintah, penyelamatan uang negara dari perusahaan milik Tommy Suharto, keberhasilan pertemuan tahunan International Monetary Fund (IMF) di Bali, dan prestasinya sebagai Finance Minister of the Year 2019 Global and the Asia Pacific.
Sementara sentimen negatif muncul antara lain dari melemahnya rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, bertambahnya utang negara, dan defisit keuangan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
Sementara Susi Pudjiastuti, kata dia, dinilai tegas dalam menjaga kedaulatan wilayah perairan laut Indonesia dari illegal fishing, sehingga Indonesia menjadi salah satu eksportir ikan besar dunia dan menyelamatkan potensi hasil laut bernilai triliunan rupiah.
Susi juga sangat populer di kalangan rakyat kecil terutama nelayan dan para warganet karena penampilan pribadinya yang apa adanya.
"Berbeda dengan Susi Pudjiastuti yang populer sejak menjadi menteri kabinet Jokowi-JK, nama Sri Mulyani sudah lebih dikenal sebagai ahli ekonomi kelas dunia dan berintegritas," katanya dalam siaran persnya.
Catatan penting dari temuan riset kali ini adalah diperlukannya sosok atau figur menteri yang tidak hanya yang mumpuni, memiliki kinerja yang bagus, namun juga berkarakter dan pandai berkomunikasi kepada masyarakat, baik di media mainstream dan media sosial, menjadi kriteria yang patut dipertimbangkan dalam penyusunan kabinet Jokowi-Ma'ruf Amin yang akan datang.
Indonesia Indicator (I2) melakukan riset berbagai percakapan mengenai menteri, kementerian, dan kebijakan kementerian sepanjang Juli 2018 hingga Juli 2019.
Data pembicaraan terkait Menteri di Facebook mencapai 55.848 post dari 15.548 akun organik. Sedangkan, pembicaraan terkait Kebijakan Menteri mencapai 62.662 post dari 19.977 akun organik.
"Berbagai perbincangan di Facebook dalam riset ini berasal dari akun organik, bukan robot. Dengan demikian, percakapan mengenai Menteri dan Kebijakan Menteri di Facebook relatif berlangsung secara alami," ujar Rustika.
Pembicaraan mengenai "Menteri Kabinet", tambah Rustika, mulai ramai dibicarakan sejak 9 Juli 2018 dan intensitasnya terus mengalami kenaikan hingga 15 Juli 2019.
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2019