"Kami sangat mengapresiasi dikibarkannya bendera di menara masjid ini dan perlu kerja keras serta semangat untuk mengibarkannya," ujar Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak di sela pengibaran bendera di Masjid Nasional Al Akbar Surabaya, Kamis.
Bendera tersebut dikibarkan oleh 99 personel dari berbagai elemen menggunakan tali sepanjang 215 meter, berdiameter 22 meter dan beratnya 150 kilogram.
Sebelum dipasang, bendera merah putih terlebih dahulu dikirab dari pintu timur atau pintu utama masjid menuju menara yang diberangkatkan bersama ribuan peserta kirab budaya oleh istri wagub sekaligus Ketua Tim PKK Jatim, Arumi Bachsin.
Menurut Emil Dardak, HUT Ke-74 RI merupakan waktu yang sangat penting untuk fokus membawa Indonesia menghadapi tantangan global sekaligus menjadikannya momentum introspeksi diri dalam upaya menyelesaikan masalah bangsa.
"Kita menyadari bahwa ada perbedaan, tetapi semuanya sama-sama menginginkan Indonesia lebih maju. Kita juga harus ingat bahwa yang menentukan nasib bangsa Indonesia adalah diri kita sendiri, bukan bangsa lain," ucapnya.
Mantan Bupati Trenggalek itu juga menyampaikan untuk mengisi kemerdekaan dengan semangat yang sama, tidak ada lagi kalimat merdeka tapi bangsa ini masih kelaparan, miskin, korupsi serta masalah-masalah fundamental lainnya.
"Karena itu mari kita berperan mengisi kemerdekaan ini sesuai dengan kemampuan diri. Selain itu, untuk mencapai masa depan bangsa ini sebagai generasi muda wajib mengisi kemerdekaan dengan penuh optimistis," katanya.
Sementara itu, Sekretaris Masjid Nasional Al Akbar Surabaya Helmy M Noor menjelaskan pemasangan bendera ini diharapkan menjadi jalan untuk mencintai NKRI.
"Ini sebagai pengingat bahwa masjid selain untuk tempat ibadah, tapi juga sebagai tempat menumbuhkan rasa cinta terhadap bangsa Indonesia," tuturnya.
Pada kesempatan tersebut juga dimeriahkan penampilan drum band asal SMK Bhakti Samodra Surabaya, barongsai dari Komunitas Tiga Naga, musik patrol asal SMKN 12 Surabaya dan tarian Sufi oleh Al Asyiqien Mojokerto.
Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019