Kepala Pusat Kesehatan Haji Indonesia dr Eka Jusup Singka di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Mekkah, Kamis, mengatakan setelah Armuzna memang penyakit jamaah haji semakin menurun artinya dibandingkan tahun lalu jumlah jamaah haji yang dirawat tidak sebanyak tahun lalu.
“Hal ini dibantu oleh turunnya hujan pada saat prosesi Armuzna kemudian untuk jamaah haji yang meninggal saat Armuzna juga lebih sedikit jika dibandingkan tahun kemarin,” katanya.
Cuaca yang cenderung tidak sepanas tahun lalu kata dia justru sangat membantu menurunkan angka kesakitan jamaah dalam menjalankan prosesi puncak ibadah hajinya.
“Kita juga sudah melakukan evaluasi, dan akan melakukan proses selanjutnya yakni edukasi yang kuat kepada jamaah haji di gelombang kedua ini karena masih ada jamaah haji yang sakit dan harus kita perbaiki dan kita usahakan pulang ke Indonesia,” katanya.
Ia mengatakan, setelah proses Armuzna umumnya jamaah mengalami kelelahan sehingga diharapkan petugas kesehatan di kloter melakukan edukasi kepada jamaah haji untuk bisa memanfaatkan waktu istirahat dengan baik.
Pihaknya mencatat sebanyak 23 orang meninggal sepanjang prosesi Armuzna dengan 15 orang di antaranya meninggal di RS Arab Saudi yang dirawat sebelum prosesi Armuzna.
“Tercatat 7 orang meninggal, empat orang di tenda-tenda setelah kita lakukan pertolongan, kita evakuasi tapi memang tidak bisa tertolong, yang tiga saat sudah dilakukan rujukan ke luar. Yang satu meninggal di tempat yang sebenarnya bukan di lokasi jamaah haji Indonesia,” katanya.
Saat ini aktivitas jamaah haji di Tanah Suci telah memasuki fase kedua dimana jamaah haji terbagi dua yakni ada kloter yang menuju ke Madinah dan ada yang pulang ke Tanah Air.
“Artinya ini masih setengah perjalanan. Bagi jamaah haji yang masih tinggal di Saudi masih harus pakai masker, payung, makan buah banyak, hindari sengatan matahari langsung, dan tahu pesan-pesan kesehatan jangan terlalu banyak beraktivitas yang tidak perlu. Ini kalau gaya jamaah haji sama dengan kemarin saya optimistis yang sakit dan meninggal akan lebih di bawah tahun sebelumnya,” katanya.
Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019