"Jauhi, cegah dan kenali tanda teman atau saudara anda yang memakai narkoba, karena anak-anak Nusantara adalah regenerasi Indonesia," kata Plt Kepala Bidang Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat ( P2M ) BNNP Riau Iwan Kurniawan Hasyim saat menerima kunjungan peserta SMN 2019 di Kota Pekanbaru, Kamis.
Dia memaparkan Indonesia terletak di daerah demografis terbuka, di mana 250 juta jiwa menjadi target peredaran barang haram tersebut.
Peredaran narkoba bukan hanya menyasar kepada orang dewasa saja, namun sudah mencakup usia remaja bahkan anak-anak yang angka prevalensi penyalahgunaan narkoba 2,8 atau kurang lebih 5 juta jiwa dari populasi remaja dan anak-anak Indonesia.
Baca juga: BNN ungkap peredaran 38 kilogram sabu-sabu modus "ship to ship"
Baca juga: Polda Jatim ungkap oknum polisi terlibat peredaran narkoba di Sampang
Baca juga: Polresta Banjarmasin sita 1 kg sabu-sabu dan ratusan butir ekstasi
Menurutnya, penegakan hukum yang kurang maksimal juga menjadi pengaruh besar terhadap bebasnya barang haram ini berkembang biak, dan Lembaga Permasyarakatan justru menjadi transformasi peredaran gelap narkoba.
"Modus operandi dan jenis narkoba baru terus berkembang di dunia ini, dan ditemukan 46 jenis narkoba baru di Indonesia. Sementara kerugian yang ditimbulkan untuk biaya privat dan sosial akibat penyalahgunaan narkoba berkisar Rp63,1 triliun per tahunnya secara global," tutur Iwan Kurniawan.
Olehnya, untuk kesekian kalinya, dia berpesan kepada peserta SMN serta guru pendamping yang turut serta agar tetap waspada terhadap pengaruh jahat narkoba.
Program SMN adalah salah satu kegiatan dari Kementerian BUMN. SMN di Riau saat ini dihelat oleh PT Hutama Karya, PT Perkebunan Nusantara V dan PT Permodalan Nasional Madani.
SMN adalah semacam pertukaran pelajar yang bertujuan untuk lebih mengenal dan mencintai Tanah Air.
Pewarta: Vijay K/Riski Maruto
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019