Hal itu disampaikan Presiden Joko Widodo dalam Sidang Tahunan Majelis Permusyawaratan Rakyat RI Tahun 2019 di Gedung MPR\DPR\DPD, Jakarta, pada Jumat.
"Tentu dalam negara demokrasi, perbedaan antar- individu, perbedaan antar-kelompok, atau bahkan antar-lembaga negara adalah sebuah keniscayaan. Akan tetapi, perbedaan bukanlah alasan bagi kita untuk saling membenci, bukan alasan bagi kita untuk saling menghancurkan, atau bahkan saling meniadakan," kata pria yang akrab disapa Jokowi.
Ia mengatakan segala perbedaan itu jika dikelola dalam satu visi besar yang sama, maka akan menjadi kekuatan yang dinamis, satu kekuatan untuk mencapai Indonesia Maju.
Segala pencapaian dari lembaga-lembaga negara akan menjadi modal bersama untuk menghadapi tantangan masa depan. Joko Widodo mengingatkan semua lembaga negara tidak boleh cepat berpuas diri dengan capaiannya.
" Kita perlu saling mengingatkan dan saling membantu. Kita tidak boleh alergi terhadap kritik. Bagaimanapun kerasnya kritik itu, harus diterima sebagai wujud kepedulian, agar kita bekerja lebih keras lagi memenuhi harapan rakyat," kata dia.
Presiden pun mengajak semua lembaga negara untuk membangun sinergi yang kuat guna menyelesaikan tugas sejarah bangsa Indonesia, mendukung lompatan-lompatan kemajuan untuk mengentaskan kemiskinan, menekan ketimpangan, dan membuka lapangan kerja sebanyak-banyaknya.
"Bergandengan tangan menghadapi ancaman intoleransi, radikalisme, dan terorisme. Serta ikut serta melahirkan lebih banyak lagi SDM-SDM unggul yang membawa kemajuan bangsa," kata dia.
Baca juga: Presiden: Daerah adalah pilar penting NKRI
Baca juga: Jokowi dukung MK kembangkan tata kelola lembaga peradilan
Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019