Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada akhir pekan diprediksi menguat tipis.Kalau sepanjang kuartal III neraca perdagangan terus-terusan tekor, maka defisit transaksi berjalan bakal semakin dalam dan menyulitkan Bank Indonesia untuk melakukan penurunan suku bunga
Pada Jumat (16/8/2019) pukul 9.50 WIB, rupiah bergerak menguat 17 poin atau 0,12 persen menjadi Rp14.257 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya Rp14.274 per dolar AS.
"Dalam transaksi akhir pekan kemungkinan rupiah akan ditutup menguat tipis karena pasar akan kembali fokus ke bank sentral Amerika The Fed yang minggu depan akan melakukan pertemuan dan pasar akan mencerna data neraca perdagangan yang hasilnya dibawah ekspektasi para analis," kata Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Jumat.
Baca juga: Rupiah menguat didorong penundaan tarif impor barang China oleh AS
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan pada Juli 2019 mengalami defisit 63,5 juta dolar AS. Realisasi tersebut lebih rendah dibanding bulan lalu yang mengalami surplus 196 juta dolar AS.
Menurut Ibrahim, defisit neraca perdagangan Juli akan menjadi beban dalam mengarungi perekonomian kuartal III-2019.
"Kalau sepanjang kuartal III neraca perdagangan terus-terusan tekor, maka defisit transaksi berjalan bakal semakin dalam dan menyulitkan Bank Indonesia untuk melakukan penurunan suku bunga," ujar Ibrahim.
Ibrahim memperkirakan rupiah hari ini akan bergerak di kisaran Rp14.213 per dolar AS hingga Rp14.306 per dolar AS.
Baca juga: Rupiah Jumat pagi menguat 16 poin
Baca juga: Rupiah balik menguat seiring penundaan tarif AS terhadap China
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019