Aksi heroiknya berlangsung di tengah peningkatan aksi protes prodemokrasi selama beberapa pekan, yang tak menunjukkan tanda-tanda mereda.
Dengan tangan kosong dan tali pengikat, Robert memanjat Cheung Kong Center, yang terletak di kawasan pusat bisnis dan membentangkan spanduk besar di luar bangunan tersebut.
Di dalam spanduk terdapat gambar bendera China di sebelah kiri dengan bendera Hong Kong di ujung sebelah kanan. Kemudian di bawahnya terdapat gambar tangan yang sedang bersalaman dengan dasar kain putih, yang menandakan perdamaian.
Aksi Robert dilakukan saat pengerahan massa yang lebih besar diprediksikan terjadi pada akhir pekan. China membandingkan aksi protes tersebut dengan aksi terorisme dan memperingatkan pihaknya dapat menggunakan kekuatan untuk meredakan massa, saat Presiden Amerika Serikat Donald Trump mendesak Presiden Xi Jinping agar menemui pengunjuk rasa guna mengurangi ketegangan selama beberapa pekan.
Itu merupakan ketiga kalinya Robert memanjat Cheung Kong Center, milik Cheung Kong Holdings. Ia dilarang memanjat bangunan di bekas jajahan Inggris tersebut selama setahun pada Agustus lalu. Larangan itu pun berakhir dua pekan lalu.
Dengan berpakaian cerah berwarna ungu, merah muda dan hijau, Robert akhirnya ditahan setelah melakukan aksinya dan dibawa ke kantor polisi terdekat.
Ia kerap memanjat tanpa mengantongi izin resmi dan ditangkap beberapa kali akibat aksinya tersebut.
Sumber: Reuters
Baca juga: "Spiderman" Perancis daki gedung pencakar langit tertinggi di Barcelona
Baca juga: "Spiderman Prancis" panjat gedung 36 lantai di Paris
Pewarta: Asri Mayang Sari
Editor: Chaidar Abdullah
Copyright © ANTARA 2019