Ribuan orang yang tak tertampung masuk ke Masjidil Haram, akhirnya menunaikan Shalat Jumat di pelataran hingga jauh ke terminal-terminal yang berada di sekitarnya, termasuk di dalam bus-bus di bawah suhu berkisar 43-44 derajat celcius.Saya tadi saat akan masuk sudah ditutup karena penuh maka saya shalat di pelataran.
Suhu dengan panas yang terik menyengat terjadi di Kota Mekkah, Jumat, namun tak menyurutkan orang-orang untuk beribadah ke Masjidil Haram.
Mereka telah berbondong-bondong ke arah masjid suci tersebut sejak pagi hari dan pada sekitar pukul 10.00 waktu setempat kawasan Masjidil Haram telah penuh dan ditutup.
Mereka yang tak tertampung di dalam masjid langsung menggelar sajadah dan alas untuk shalat di pelataran toko, terminal, halte bus, bahkan hingga di dalam bus.
Suhu yang amat terik membuat mereka mencari tempat yang sejuk untuk berteduh sehingga banyak pula di antara mereka yang menggunakan payung dan penutup kepala yang lain.
Saking penuhnya Masjidil Haram, Amirul Hajj Lukman Hakim Saifuddin pun menunaikan Shalat Jumat di pelataran masjid.
“Saya tadi saat akan masuk sudah ditutup karena penuh maka saya shalat di pelataran. Saya sekaligus ingin melihat bagaimana kondisi Jumat pertama setelah Armuzna dan alhamdulillah jamaah kita masih sangat bersemangat untuk beribadah,” katanya.
Ia kemudian, sebagaimana jamaah Indonesia yang lain, bergabung dengan jamaah untuk naik bus salawat ke Kantor Urusan Haji Indonesia Daerah Kerja Mekkah di Syisyah.
Baca juga: Hukum bagi jamaah perempuan untuk Shalat Jumat di Masjidil Haram
Baca juga: Jutaan Muslim Shalat Jumat di Masjidil Haram
Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2019