Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto optimistis pasar domestik mampu menyerap produk-produk hasil hilirisasi minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) yang dihasilkan industri.'Domestic demand' akan cukup menyerap industri CPO kita
"Kalau semua produk (hasil CPO) ini kita kembangkan, maka domestic demand akan cukup menyerap industri CPO kita," kata Airlangga di Jakarta, Jumat.
Airlangga menargetkan produksi biodiesel dengan campuran sawiit 30 persen (B30) sebanyak sembilan juta kiloliter pada 2020.
Sementara untuk B100, AIrlangga optimistis mampu diproduksi pada 2021 sebagai solusi untuk menyetarakan dengan standar emisi Euro IV.
Dengan itu, mesin-mesin berbahan bakar alternatif seperti bahan bakar nabati (biofuel) bisa mendapatkan insentif berupa pajak penjualan atas barang mewah (PPNBM).
"Jadi pemerintah sudah menyiapkan semua skema bahan bakar otomotif termasuk di dalamnya listrik maupun biofuel," tambah Ketua Umum Partai Golkar ini.
Selain itu, saat ini produsen otomotif sedang melakukan uji coba B30. Airlangga menyakini proses uji coba ini akan berjalan lancar tanpa ada masalah.
Diketahui, Uni Eropa menerapkan tarif terhadap impor biodiesel Indonesia sebesar 8-18 persen mulai pertengahan bulan ini. Tarif ini berlaku untuk empat bulan ke depan dan dapat diperpanjang selama lima tahun.
Dengan upaya hilirisasi, maka penyerapan produk CPO yang merupakan komoditas andalan RI diharapkan dapat tetap terjaga.
Baca juga: Korea Selatan bakal investasi sawit Rp200 miliar di Pekanbaru
Baca juga: Ini tekad Presiden Jokowi: Kita bisa buat biodiesel B100
Baca juga: Presiden dorong produksi avtur dari sawit
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019