Anies yang mengenakan Pakaian Dinas Upacara berwarna putih lengkap dengan topinya, menyebut bahwa keberagaman tersebut sudah sejak lama telah terjadi di Jakarta yang akhirnya dilabelkan menjadi kota yang ramah.
"Sejak lama Kota Jakarta telah menjadi simpul percontohan persatuan Indonesia, karena ada masyarakat yang sejak dahulu menyambut dengan terbuka seluruh warga Indonesia dengan kehangatan, menyambut setiap tamu dengan kesetaraan dan keterbukaan. Hal itu telah membuat Kota Jakarta menjadi kota yang ramah bagi semuanya," kata Anies.
Anies mengatakan di Jakarta pula persatuan itu dirajut dengan dukungan masyarakat Betawi yang akhirnya melahirkan deklarasi-deklarasi penting menyangkut bangsa dan negara dilaksanakan yang senantiasa bisa disyukuri.
Selain itu, Anies juga menekankan dengan kemerdekaan Indonesia yang tidak diraih dalam waktu singkat, diharapkan untuk bisa menjadi inspirasi bagi generasi saat ini dan mendatang dengan merawat persatuan dan kesatuan.
"Karena merdeka adalah untuk menggelar kesejahteraan dan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Kemerdekaan bukanlah akhir dari perjalanan tapi awal untuk membangun kemandirian bangsa dalam segala aspek kehidupan yang bertujuan mewujudkan kesetaraan dan keadilan untuk semua, seperti yang dinyatakan oleh Bung Karno: kemerdekaan adalah jembatan emas menuju hari depan yang lebih baik dan cemerlang," ujar Anies.
Anies menambahkan dalam kesempatan upacara kemerdekaan ini, pihaknya menginginkan masyarakat Jakarta terus merajut kebersamaan walau pernah ada perbedaan pandangan dalam pemilu.
"Walau pernah ada perbedaan pandangan pilihan pada masa pemilu kemarin, mari bersama bersatu-padu membangun Indonesia yang lebih maju, yang lebih kuat, yang lebih unggul untuk mewujudkan masyarakat yang bahagia, sejahtera, adil dan makmur," ucap Anies.
"Dengan semangat nasionalisme, kita melangkah maju, melakukan perubahan, terus menciptakan inovasi, terus membawa kreativitas untuk membawa kejayaan dan keunggulan bagi negeri Indonesia melalui pembangunan di berbagai bidang, peningkatan kualitas manusia, peningkatan kerja keras, peningkatan kolaborasi tanpa mengenal kata menyerah," tutur Anies.
Dalam upacara 17 Agustus di Pulau D Reklamasi yang diberi nama Pantai Maju oleh Pemprov DKI Jakarta, mengangkat tema seperti pemerintah RI yakni "SDM Unggul, Indonesia Maju".
Upacara bendera di pantai Maju ini diikuti oleh semua jajaran pegawai Pemprov DKI. Jumlahnya mencapai 4.000 orang. Ada sekitar 75 bus Transjakarta yang disediakan untuk mengangkut para PNS ini ke pantai Maju.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan alasan dirinya menggelar upacara bendera di atas lahan reklamasi tersebut adalah simbol bahwa lahan itu milik negara bukan milik swasta.
Mantan menteri pendidikan dan kebudayaan ini menegaskan penyelenggaraan upacara bendera di pulau reklamasi untuk mengirimkan pesan kepada masyarakat bahwa saat ini pulau buatan itu bukan tempat eksklusif bagi golongan tertentu saja.
"Kita menyelenggarakan upacara disana sebagai simbol bahwa itu tanah kita, itu air kita, itu tanah air kita dan kita selenggarakan peringatan kemerdekaan tanah air ini di hasil tanah yang dulunya dikuasai dan tertutup oleh swasta," kata Anies beberapa hari lalu.
Selain Anies yang jadi Inspektur Upacara, dalam perhelatan itu Perwira Upacara dipegang oleh Kepala Satpol PP DKI Jakarta Arifin, Komandan Upacara dipegang oleh Kepala Bidang Penyidik PNS (Kabid PPNS) Satpol PP DKI Jakarta Eko Saptono.
Pembaca Pembukaan UUD 1945 oleh Kasatpol PP Kecamatan Gambir Fitrano Jaya Putra, Pasukan Pengibar Bendera oleh Paskibraka DKI Jakarta, paduan suara oleh Jakarta Youth Choir binaan Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi DKI Jakarta.
Musik oleh Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan DKI Jakarta, pembaca doa Biro Mental dan Spiritual Setda DKI Jakarta Ustadz H. Muchlish, adapun naskah Proklamasi Kemerdekaan RI dibacakan oleh Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi.
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019