"Biasanya setiap tahun ada, bikin kreasi musik, kesenian, lomba dan sebagainya. Tapi sejak kebakaran kemarin tidak ada informasi apa-apa dari pengurus RT/RW," kata warga RT04 RW07 Manggarai, Dedi Suprapto (41) di Jakarta, Sabtu.
Baca juga: Kompetisi futsal urung digelar korban kebakaran Manggarai
Baca juga: Kompetisi futsal urung digelar korban kebakaran Manggarai
Menurut dia, dana penyelenggaraan perayaan kemerdekaan hingga hari ini belum ada kejelasan sehingga panitia pun belum terbentuk.
Dikatakan Dedi usai kebakaran yang mengakibatkan 788 warga setempat kehilangan tempat tinggal pada Rabu (11/7), mayoritas korban fokus pada urusan pribadi untuk memugar rumahnya yang hangus terbakar.
"Mayoritas warga di sini lebih fokus pada perbaikan rumah. Boro-boro mikirin kegiatan lomba," katanya.
Baca juga: Korban kebakaran Manggarai galang donasi untuk HUT Kemerdekaan
Baca juga: Korban kebakaran Manggarai galang donasi untuk HUT Kemerdekaan
Namun Dedi berinisiatif turut merayakan kemerdekaan RI dengan menggelar acara karaoke di Jalan Pemuda.
"Nanti malam karaokean. Biar dadakan yang penting ada hiburan," katanya.
Sementara itu sekitar enam warga di wilayah itu berkumpul di Jalan Remaja Kampung Asrama 7 memperbincangkan kekecewaan mereka atas ketiadaan acara lomba kemerdekaan di Kampung Asrama 7.
"Harusnya pengurus atau tim relawan kebakaran menyiapkan dana taktis buat 17-an. Ini gak ada sama sekali. Padahal banyak anak-anak dan remaja yang ingin merayakan lomba," kata Trisno (62).
Baca juga: ASN nikmati bersepeda di Pulau Reklamasi
Baca juga: ASN nikmati bersepeda di Pulau Reklamasi
Warga RT12 tersebut menyayangkan sikap pengurus RT/RW setempat yang sama sekali tidak ada kebijakan memeriahkan HUT RI.
"Sepi. Kasihan sama anak-anak. Kalau kita mendukung seharusnya bisa. Uang sejuta aja cukup, pasang bendera aja biar rame jadi meriah walaupun tidak ada lomba," katanya.
Menurut dia seluruh warga di Indonesia harus berpartisipasi memeriahkan HUT Indonesia, meski harus dalam kondisi dan situasi yang terbatas.
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Taufik Ridwan
Copyright © ANTARA 2019