"Ini akan dijadikan agenda rutin dimulai tahun ini. Tidak menutup kemungkinan dilaksanakan setiap hari besar seperti Hari Sumpah Pemuda, HUT TNI, Hari Pendidikan Nasional dan lainnya," kata Camat Pulau Hanaut H Eddy Mashami di Sampit, Sabtu.
Kecamatan Pulau Hanaut merupakan satu dari dua kecamatan yang masih terisolasi jalan darat dengan Sampit Ibu Kota Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) karena terpisah Sungai Mentaya. Dibutuhkan waktu tempuh hampir satu jam untuk mencapai kecamatan terluar yang menghadap laut Jawa tersebut.
Upacara memperingati kemerdekaan dilaksanakan di atas kelotok di tengah sungai ini merupakan murni ide dan inisiatif masyarakat setempat yang disampaikan kepada panitia. Setelah dibahas, panitia menyetujui ide yang untuk pertama kali dilaksanakan itu.
Untuk melaksanakan upacara unik ini, ada 12 kelotok berbagai ukuran yang disiapkan oleh masyarakat pelaku usaha jasa angkutan dan penyeberangan. Kelotok itulah yang kemudian ditambat berdampingan di tengah sungai, sebagai pengganti lapangan.
Peserta dari kalangan pelajar, pegawai dan tokoh masyarakat, menempati kelotok yang dirangkai berdampingan. Eddy Mashami selaku inspektur upacara maupun pasukan pengibar bendera juga berada di atas kelotok untuk melaksanakan acara.
Jalannya upacara memang tidak leluasa seperti dilaksanakan di darat atau lapangan karena pasukan pengibar bendera tidak bisa melaksanakan banyak gerakan. Namun hal itu tidak mengurangi kekhidmatan acara sakral itu.
Upacara unik itu menarik perhatian masyarakat yang juga beramai-ramai menyaksikan jalannya acara. Foto dan video kegiatan ini pun dengan cepat beredar dan viral karena dinilai unik. Panitia tetap mengedepankan faktor keselamatan dalam melaksanakan kegiatan ini. Eddy Mashami mengakui, kegiatan unik itu terinspirasi masyarakat di daerah lain seperti pecinta alam yang melaksanakan upacara HUT Kemerdekaan Republik Indonesia di puncak gunung atau penyelam yang melaksanakan upacara di dalam air.
"Kenapa tidak kami melaksanakan di atas kelotok karena kelotok merupakan urat nadi masyarakat kami dengan dunia luar seperti ke kota. Kehidupan kami tidak bisa lepas dari kelotok. Kecamatan kami ini bersentuhan langsung dengan laut, jadi kami ingin menghidupkan lagi kecintaan terhadap sungai dan laut seperti yang dilakukan nenek moyang dulu," kata Eddy Mashami.
Dia menambahkan, kegiatan ini juga menjadi salah satu upaya masyarakat Kecamatan Pulau Hanaut mendukung pariwisata daerah. Meski terisolasi jalan darat, Kecamatan Pulau Hanaut sedang gencar mempromosikan objek wisata daerah mereka seperti Bapinang Sunset, Satiruk Beach, Cemeti Beach dan agrowisata durian.
Eddy Mashami yakin pariwisata bisa diandalkan untuk membantu meningkatkan perekonomian masyarakat setempat. Saat ini pariwisata di Kecamatan Pulau Hanaut makin dikenal masyarakat.
Pewarta: Kasriadi/Norjani
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019