Layanan hiburan VR itu, seperti dilansir The Verge, dikutip Minggu, mencakup tayangan televisi, dokumenter, serta film berformat dua dimensi, tiga dimensi, dan sudut pandang 360 derajat.
British Airways berharap sarana hiburan VR dapat mengalihkan kejenuhan para penumpang karena berada dalam penerbangan yang menempuh waktu berjam-jam pada ketinggian ribuan kaki di atas permukaan laut.
Maskapai yang berbasis di Harmondsworth, Inggris itu menggandeng perusahaan perangkat VR SkyLights untuk menyediakan perangkat kelas penerbangan utama yang terpilih sebagai uji coba.
Namun, tidak ada indikasi British Airways akan benar-benar menerapkan sarana hiburan VR pada kelas utama penerbangan mereka .
Perangkat SkyLights yang menyerupai kacamata selam itu punya bobot 250 gram sehingga lebih ringan dibanding perangkat VR lainnya. SkyLights juga tercatat telah bekerja sama dengan maskapai Air France dan Sri Lankan Airlines untuk menyediakan perangkat di ruang tunggu utama kedua maskapai itu.
Sarana hiburan berbasis perangkat VR bukan ide populer dalam industri penerbangan menyusul pengujian serupa telah dilakukan oleh maskapai Qantas dan Alaska. Sedangkan maskapai JetBlue telah menguji coba layanan hiburan seperti itu dengan memanfaatkan kardus-VR Google pada 2017.
Baca juga: Begini cara Garuda meningkatkan hiburan selama penerbangan
Baca juga: Jajal bawah laut Raja Ampat lewat fasilitas VR di DXI 2019
Pewarta: Imam Santoso
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2019