Klub juara Liga Inggris itu menjadi korban VAR ketika gol menit akhir Gabriel Jesus dianulir karena handball ketika mereka bermain imbang 2-2 ketika menjamu Tottenham Hotspur, Sabtu.
VAR, yag membuat debut di Liga Premier musim ini, telah diterapkan di sejumlah kompetisi tingkat tinggi selama beberapa bulan terakhir namun mendapat sejumlah ulasan beragam dari para pemain dan pelatih dan juga fan yang frustasi.
"Rasanya aneh melihat gol menit terakhir dibatalkan tapi kami hanya bisa mengiyakannya," kata De Bryune kepada BBC, seperti dikutip Reuters.
"Aku orang lama. Aku lebih suka pertandingan yang mengalir dan entusiasmenya. Tapi jika kita ingin pertandingan yang lebih baik, aku tak masalah dengan itu (VAR)."
"Aku tak punya masalah dengan peraturan -- peraturan adalah peraturan -- tapi itu harus ditinjau karena situasi itu gila."
Jesus juga mendapati gol yang ia buat dianulir oleh VAR ketika melumat West Ham United 5-0 akhir pekan lalu. Sang striker asal Brazil itu meluapkan amarahnya di pertandingan Sabtu itu kepada ofisial di lapangan.
City sudah familiar dengan VAR ketika disingkirkan dari Liga Champions, pada April, oleh Tottenham yang mendapati gol menit terakhir Raheem Sterling dianulir.
Walau pun kecewa dengan hasil laga pertama di kandang itu De Bruyne mengatakan City, yang belum pernah menang di kandang selama hampir delapan bulan terakhir, bisa cukup puas dengan upaya mereka.
"Semua orang bangga dengan bagaimana kami tampil -- Spurs mendapat dua gol tapi mereka hanya punya dua kesempatan jadi mereka sangat klinis," kata pemain asal Belgia itu.
"Bermain di level seperti ini melawan tim seperti Tottenham sangat bagus hingga akhir musim."
Baca juga: Guardiola meradang minta VAR diperbaiki
Baca juga: VAR paksa City berbagi poin dengan Tottenham
Pewarta: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2019