Indonesia ditawari oleh Pemerintah Arab Saudi berupa tambahan kuota haji hingga 250.000 kursi yang akan direalisasikan begitu kawasan Mina selesai direnovasi.Ini sejalan dengan arahan Menag Lukman untuk mencanangkan peningkatan kualitas manasik jamaah pada penyelenggaraan haji 1441 H
Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) 2019 Endang Djumali di Kota Mekkah, Senin, mengatakan Pemerintah Arab Saudi memberikan penawaran tambahan kuota haji Indonesia hingga mencapai 250.000 kursi yang baru akan direalisasikan setelah perbaikan dan penambahan ruang bagi jamaah di Mina.
"Mewakili pemerintah, Menag mengikhtiarkan perbaikan di Mina sejak lima tahun terakhir. Semoga ini bisa segera direalisasikan," katanya.
Pihaknya diundang oleh Bidang Masyair Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi untuk membahas rencana peningkatan kualitas manasik dan layanan di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna), di Kantor Kementerian Haji Cabang Awaly, Mekkah.
Acara itu merupakan tindak lanjut dari pertemuan Amirul Hajj Lukman Hakim Saifuddin dengan Menteri Haji dan Umrah Saudi, Muhammad bin Saleh Banten.
Baca juga: Pada 2020 tenda bertingkat Mina akan bisa dinikmati jamaah Indonesia
Endang Djumali hadir mewakili Misi Haji Indonesia bersama Kepala Bidang Perlindungan Jemaah dan Satuan Operasional Armuzna Jaetul Muchlis, Kabid Transportasi Asep Subhana, dan tim Bidang Ibadah Daker Mekkah.
Dari pihak Arab Saudi, hadir Penasihat Khusus Bidang Masyair Syeikh Muhamad Mihrab Jam, Anggota Penasihat Bidang Masyair Syeikh Dr. Muhyi Zakaria Bukhori, dan anggota Syeikh Hani Ali Qurban.
"Arab Saudi salah satunya merencanakan akan ada pemugaran gunung di Mina yang berdekatan dengan Mina Jadid sehingga bisa digunakan untuk Indonesia," kata Endang Djumali.
Saudi, kata dia, juga akan memberikan tempat yang biasa dipakai negara-negara Afrika agar secara khusus dapat digunakan jamaah haji Indonesia.
Ia mengatakan Kementerian Haji dan Umrah juga akan menggelar lokakarya bersama penyusunan fatwa manasik.
Lokakarya itu rencananya diikuti para syeikh Saudi, Kementerian Agama, Majelis Ulama Indonesia, serta pemangku kepentingan lainnya dalam upaya peningkatan kualitas manasik haji.
Rencananya, katanya, hal itu dimulai langsung setelah musim haji berakhir, yaitu pada Oktober atau November mendatang.
"Ini sejalan dengan arahan Menag Lukman untuk mencanangkan peningkatan kualitas manasik jamaah pada penyelenggaraan haji 1441 H," tuturnya.
Menag Lukman terus menyuarakan perbaikan fasilitas di Mina dan terbaru aspirasi itu disampaikannya saat bertemu Gubernur Mekkah yang juga penasihat raja, Rais Lajnah Markaziyah (Ketua Komite Haji Pusat) dan Wakil/Naib Lajnat al-Hajj al-Ulya (Wakil Ketua Komite Tertinggi Penyelenggaraan Haji).
Pertemuan yang berlangsung 11 Zulhijjah 1440 H atau 12 Agustus 2019 itu merupakan kali pertama terjadi antara Menag dengan Gubernur Mekkah.
Dalam kesempatan itu, Amirul Hajj meminta penambahan daya tampung tenda-tenda dan toilet di Mina bagi jamaah Indonesia. Usulannya, dengan meningkatkan bangunan tenda dan toilet.
Gubernur Mekkah merespons positif usulan Menag. Saat ini sudah dibentuk lembaga atau dewan khusus proyek Mina dan Arafah. Dewan itu diketuai langsung Putra Mahkota, Pangeran Muhammad bin Salman.
Usulan yang sama disampaikan Menag saat bertemu Menteri Haji dan Umrah Muhammad bin Salih Banten, 10 Zulhijjah 1440 H.
Dalam pertemuan tersebut, Menag juga menekankan semakin mendesaknya kebutuhan memperbanyak daya tampung kapasitas tenda-tenda dan toilet di Mina.
Menag berharap, tenda dan toilet di Mina dapat dibangun bertingkat.
Menteri Haji dan Umrah berjanji memperhatikan usulan Indonesia.
Menurut Mohammad bin Salih Banten, Pemerintah Arab Saudi benar-benar menaruh perhatian serius kepada Indonesia karena jumlah jamaahnya terbesar di dunia.
Baca juga: Jamaah Indonesia jadi proyek percontohan penerapan EYAP Saudi
Baca juga: Muqoddas: Penyelenggaraan haji tahun ini semakin baik
Pewarta: Hanni Sofia
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2019