Selanjutnya, kata Apri Sujadi di Bintan, Kepulauan Riau, Selasa,semua kepala desa juga diminta bentuk satgas karhutla dengan melibatkan babinkamtibmas dan babinsa.
"Segera bentuk dan laporkan. Data semua nomor yang bisa dihubungi untuk tiap satgas. Jangan sampai ada jeda dalam pelaporan dan komunikasi," kata Apri Sujadi.
Satgas yang telah dibentuk, kata dia, harus siaga dan sigap dalam menghadapi fenomena kebakaran yang belakangan ini tengah marak di Bintan.
"Untuk satgas, saya minta tunjukkan aksi, jangan sekadar seremonial," katanya.
Baca juga: Perusahaan dikerahkan bantu satgas karhutla padamkan kebakaran
Politikus Demokrat itu menegaskan bahwa karhutla di berbagai daerah, termasuk Bintan, menjadi persoalan yang kian pelik.
Terik cuaca disusul makin panjangnya catatan musim kemarau, lanjut dia, menjadikan karhutla perlu mendapat prioritas dari berbagai pihak.
"Belum lagi kuat dugaan adanya indikasi kesengajaan pembakaran oleh oknum tidak bertanggung jawab," ujarnya.
Apri Sujadi menekankan, "Jangan lagi ada yang menganggap karhutla sebagai perihal kecil."
Baca juga: Enam provinsi jadi fokus penanganan kebakaran hutan dan lahan
Masyarakat diminta dapat bersama-sama memantau dan menindak tegas jika ada oknum atau pihak yang dengan sengaja membakar lahan.
Menurut data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bintan, seluas 1.500 hektare hutan dan lahan di daerah itu terbakar selama Januari hingga Agustus 2019.
"Sekitar 90 persen kebakaran terjadi karena faktor sengaja," ujar Kepala Unit Pelayanan Teknis (UPT) Pemadam Kebakaran Kecamatan Gunung Kijang, Teluk Bintan, dan Toapaya Nurwendi.
Pewarta: Ogen
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2019