Penjajakan kerja sama itu dilakukan oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Duta Besar Republik Indonesia untuk Kamboja Sudirman Haseng di rumah dinas gubernur di Puri Gedeh, Semarang, Selasa.
Dalam kesempatan tersebut, Sudirman menceritakan potensi-potensi baru yang dapat dikerjasamakan Kamboja dengan Jateng, apalagi jumlah wisatawan dari Kamboja dengan jumlah penduduk 16 juta, yang berkunjung ke Jateng mencapai 6-7 juta wisatawan.
"Peminat wisata saat ini ada yang baru, yakni budaya dan pecinta arkeolog. Oktober nanti, ada pengusaha yang akan ke Jateng untuk bertemu Pak Ganjar. Selain promosi produk, akan ada kerja sama investasi," katanya.
Sudirman juga menceritakan, jika komoditas buah salak asal Jateng sangat disukai di Kamboja, bahkan salak menjadi makanan mewah yang dikonsumsi masyarakat kelas menengah ke atas sehingga potensi itu bisa dikembangkan lebih baik.
"Seminggu itu ada tiga kali pengiriman. Setiap pengiriman ada 14 ton dan sekarang mereka sedang mencari buah manggis karena yang tumbuh di sana kecil-kecil buahnya," ujarnya.
Menanggapi peluang sekaligus potensi tersebut, Ganjar berharap Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jateng membuat profil yang menarik terhadap destinasi arkeologi yang di Jateng ini lebih menarik dan lebih tua usianya.
Selain itu, agen pariwisata pun disiapkan untuk membuat paket-paket wisata.
"Kita butuh agen intelijen pariwisata untuk studi di Kamboja, masyarakat di sana kita tantang untuk datang ke Jateng. Selain wisata, dunia ini kan sedang geger soal kopi. Kita tawarkan juga kopi terenak kita, yakni kopi luwak. Intinya, kita akan bekerjasama dengan negara-negara potensial," katanya.***1***
Pewarta: Wisnu Adhi Nugroho
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2019