Selain membuka acara yang memperebutkan Piala Menteri Pariwisata RI tersebut, Arief Yahya juga menambah hadiah Pacu Jalur dari Rp65 juta menjadi Rp100 juta. Tujuannya, agar Festival Pacu Jalur 2019 lebih bergengsi.
“Hadiah pertama dari Rp65 juta dibulatkan jadi Rp100 juta. Jadi Piala Menpar sekaligus hadiahnya Rp100 juta,” kata Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya.
Ia berharap agar festival tersebut ke depan akan terus memberikan hadiah besar, menjadi sebuah kebiasaan yang akan meningkatkan gengsi sebuah acara.
Baca juga: Menteri Pariwisata ungkap "resep" agar Festival Pacu Jalur mendunia
“Semoga jadi kebiasaan ke depan, karena gengsi dari satu perlombaan biasanya dilihat dari berapa hadiahnya,” katanya.
Pacu Jalur adalah perlombaan mendayung di sungai dengan menggunakan sebuah perahu panjang yang terbuat dari kayu pohon. Panjang perahu ini bisa mencapai 25 hingga 40 meter dan lebar bagian tengah kira-kira 1,3 hingga 1,5 meter. Dalam bahasa penduduk setempat, kata jalur berarti perahu.
Menpar Arief Yahya melakukan kunjungan kerja selama dua hari di Riau. Pada hari pertama, Menpar telah meninjau rencana Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) pariwisata di Kota Pekanbaru, Kabupaten Bengkalis dan rencana pembukaan rute jalur laut baru di Kota Dumai tujuan Malaka, Malaysia.
Baca juga: Menpar dukung pembangunan bandara internasional di Sabang
Pada hari kedua, Menpar membuka acara Festival Pacu Jalur 2019 bersama Gubernur Riau Syamsuar dan Wak Bupati Kuansing, Halim. Menpar Arief Yahya juga sempat menjajal "maelo jalur" yaitu tradisi masyarakat setempat menarik perahu kayu dengan rotan.
"Saya janji tahun depan Festival Pacu Jalur masuk calender of event (pariwisata) nasional," kata Menpar yang disambut tepuk tangan seluruh hadirin.
Gubernur Riau Syamsuar menjelaskan, perlombaan pacu jalur konon sudah ada sejak tahun 1903. Pacu jalur kini menjadi agenda tetap Pemerintah Provinsi Riau untuk menarik wisatawan nusantara maupun mancanegara berkunjung ke Riau, khususnya di Kabupaten Kuantan Singingi.
"Semoga Festival Pacu Jalur ini masuk lagi ke dalam kalender pariwisata nasional di Kementerian Pariwisata, karena menjadi sebuah penghargaan dan juga kebanggaan bagi kita di Riau, sehingga sudah selayaknya pacu jalur ini terus kita promosikan ke mancanegara," katanya.
Baca juga: RI kembali tambah jumlah negara bebas visa
Pemerintah Provinsi Riau telah menetapkan sektor pariwisata sebagai sektor prioritas dalam pembangunan di Provinsi Riau. Seluruh pembangunan infrastruktur diarahkan mendukung kemajuan pariwisata Riau dengan harapan dapat meningkatkan kunjungan wisatawan.
Namun saat ini, Syamsuar berharap melalui Menteri Pariwisata RI agar pembangunan penunjang infrastruktur pariwisata jadi perhatian.
"Ketersedian infrastruktur yang memadai sangat menentukan terciptanya suasana yang nyaman bagi wisatawan. Inilah harapan kami agar Pemerintah Pusat dapat membuat akses-akses infrastruktur yang lengkap," kata Syamsuar.
Wakil Bupati Kuansing, Halim, menambahkan tradisi pacu jalur punya sejarah panjang karena sudah digelar sejak 116 tahun yang lalu.
Penyelenggaran Festival Pacu Jalur 2019 digelar pada tanggal 21 sampai 25 Agustus, dan diikuti oleh 175 jalur. Dari setiap desa ada yang mengikutkan satu sampai dua jalur, tergantung berapa banyak pemudanya yang jadi pendayung.
Baca juga: Menpar Arief dorong Riau buat ajang wisata kelas dunia
Hanya saja, ia menyayangkan bahwa festival tersebut pada tahun ini dicoret dari daftar agenda pariwisata nasional (calender of event) Kemenpar RI.
"Kami berharap pacu jalur ini masuk lagi ke kalender event Kemenpar," katanya.
Berbagai kegiatan daerah, lanjutnya, juga digelar selama festival seperti parade jalur, dan sejumlah kontes lainnya. Ia mengatakan festival tahun ini ingin memecahkan rekor untuk Museum Rekor Indonesia (MURI) berupa parade perahu terbanyak dan penari randai terbanyak di dalam satu acara. Randai adalah tari tradisional Kuansing yang ditampilkan pada acara tersebut.
"Seluruh masyarakat akan ikut merandai," katanya.
Pada akhir pembukaan, Menpar Arief Yahya bersama Gubernur Riau Syamsuar ikut menari Randai bersama masyarakat Teluk Kuantan.
Pewarta: FB Anggoro
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2019