Kepala Seksi Wilayah Satu BKSDA Sumatera Barat, Khairi Ramadhan di Lubukbasung, Rabu, mengatakan tim dengan jumlah lima orang itu berasal dari BKSDA Resor Agam.
"Tim ini langsung dipimpin Kepala BKSDA Resor Agam dan mereka ke lokasi pada Rabu (21/8) sekitar pukul 9.00 WIB," katanya.
Baca juga: Seorang warga Agam diserang buaya
Ia mengatakan, tim ke lokasi untuk memastikan apakah sungai itu merupakan habitat buaya muara dan melihat jarak lokasi serangan itu dengan habitat buaya.
Apabila lokasi serangan tidak merupakan habitat buaya, tambahnya, maka buaya itu akan dievakuasi dan dipindahkan ke daerah konservasi.
Namun apabila lokasi itu habitat buaya, masyarakat diminta untuk saling berbagi dengan satwa dilindungi itu.
Baca juga: Pemkab surati BKSDA terkait kemunculan buaya di pantai Carocok Painan
"Masyarakat dilarang melakukan aktivitas di lokasi agar buaya tidak terganggu," katanya.
Sebelumnya, seorang warga Jorong Pasar Bawan, Nagari Bawan, Kecamatan Ampeknagari, Suwardi (55), digigit buaya muara saat mencari lokan di Sungai Batang Anggang pada Selasa (20/8) sekitar pukul 12.00 WIB.
Korban mengalami luka robek pada bagian dada, punggung dan tangan kanan. Korban melakukan perlawanan sehingga selamat dan kemudian korban langsung pulang ke rumah sekira pukul 12.30 WIB.
Baca juga: Bupati minta BKSDA tangkap buaya di Teluk Baguala
Dengan kondisi luka, warga sekitar langsung membawa korban ke Puskesmas Bawan, namun korban dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Lubukbasung.
Ia mengakui, konflik satwa liar jenis buaya di wilayah kerja BKSDA Resor Agam tiga kasus selama 2019 dan beruang madu dua kasus.
Untuk mengatasi itu, pihaknya mengimbau warga yang tinggal di sepanjang sungai merupakan habitat buaya dan hutan lindung agar tidak melakukan aktivitas di daerah itu.
"Kita telah melakukan kerja sama dengan perusahaan kelapa sawit untuk memasang papan imbauan tidak melakukan aktivitas di sungai yang merupakan habitat buaya," katanya.
Pewarta: Altas Maulana
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2019