Pemerintah mendorong seluruh operator telekomunikasi melakukan uji coba jaringan 5G mengingat teknologi tersebut akan mendukung perekonomian nasional dan menjadi peluang bisnis yang menjanjikan bagi perusahaan.Teknologi 5G saat ini sudah menjadi kebutuhan dunia
"Kalau ditanya ke pemerintah sudah sejauh mana kesiapan 5G, maka sebaiknya yang harus ditanya adalah ke operator telekomunikasi, sudah seberapa jauh kesiapannya, mengingat operator yang paling berkepentingan," kata Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara saat acara fiberisasi untuk kesiapan 5G serta peningkatan kualitas kerja generasi muda di Gedung XL Axiata Jakarta, Rabu.
Dikatakan, sejumlah negara seperti Korea Selatan dan Jepang saat ini juga terus mengembangkan dan menyiapkan 5G sebagai teknologi termutakhir telekomunikasi dalam upaya mendukung pertumbuhan ekonomi.
Jepang misalnya, katanya, saat ini terus mengembangkan teknologi 5G untuk mendukung penyelenggaraan Olimpiade 2020.
Mengingat teknologi 5G saat ini sudah menjadi kebutuhan dunia, Rudiantara mengatakan bahwa semua operator telekomunikasi di Indonesia harus aktif dan terus melakukan uji coba jaringan 5G dengan basis antarbisnis (B to B).
Direktur Teknologi XL Axiata Yessie D Yosetya mengatakan, pihaknya terus bersiap diri mengadopsi teknologi 5G yang merupakan teknologi jaringan yang tercanggih saat ini dan persiapannya sangat serius di semua aspek, terutama jaringan data yang memadai.
Menurut Yessie, uji coba 5G kali pertama telah dilakukan April 2017 yang merupakan uji coba 5G di luar ruangan pertama di Indonesia dengan menampilkan demo pemanfaatan virtual reality (VR) dan uji kecepatan, kemudian disusul uji coba 5G yang kedua pada Agustus 2018 di Kawasan Kota Tua, Jakarta Barat.
Pada program fiberisasi, Yessie menyebut program ini merupakan salah satu langkah dalam mempersiapkan jaringan 5G. Sebagai teknologi jaringan tercanggih, 5G mampu menghadirkan kecepatan data yang tinggi, jumlah pemakai yang lebih banyak, dan delay atau latency yang rendah. Keunggulan teknologi ini hanya bisa didapatkan jika site atau BTS terkoneksi dengan fiber.
XL Axiata telah melaksanakan program ini secara massif di seluruh wilayah Indonesia dalam tiga tahun terakhir. Secara teknis, fiberisasi merupakan upaya modernisasi jaringan dengan cara menghubungkan base transceiver station (BTS) melalui jalur fiber, termasuk sekaligus melakukan regenerasi perangkat-perangkat BTS, seperti antara lain mengganti perangkat yang selama ini memakai microwave menjadi perangkat fiber.
Hingga saat ini, fiberisasi jaringan XL Axiata sudah terlaksana di semua ibu kota provinsi dan kota-kota besar di Jawa, Madura, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali, dan Lombok, terutama di kota atau area yang memang secara pertumbuhan data sudah memerlukan jaringan fiber.
"Target perusahaan hingga akhir tahun 2019 nanti 50 persen BTS akan terhubung dengan jaringan fiber, dan akan terus ditingkatkan menjadi sekitar 60-70 persen pada akhir 2020. Saat ini, fiberisasi sudah menjangkau sekitar 30 persen BTS dengan sebagian besar mencakup wilayah Jawa," katanya.
Percepatan fiberisasi kini sedang dilakukan di wilayah luar Jawa mengingat pertumbuhan trafik data yang sangat pesat dalam setahun terakhir. Bahkan, fiberisasi juga dilakukan hingga ke Kepulauan Anambas dan Natuna dengan memanfaatkan Palapa Ring Barat.
Baca juga: Industri manufaktur diproyeksikan sektor pertama terapkan 5G
Baca juga: XL gandeng 3 operator Singapura
Baca juga: XL Axiata catat kenaikan pendapatan 11 persen semester I-2019
Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019