"Program siaran tanggap bencana dengan nama Kentongan ini cukup bagus dan harus diapresiasi. Selain itu, budaya kentongan juga harus dihidupkan kembali," kata Aminullah Usman di Banda Aceh, Rabu.
Pernyataan tersebut disampaikan Aminullah Usman saat menghadiri acara penandatanganan program siaran tanggap bencana Kentongan bersama sejumlah lembaga bergerak di bidang mitigasi bencana dengan RRI di Gedung Auditorium LPP RRI Banda Aceh.
Dia menyebutkan, Banda Aceh merupakan wilayah rawan bencana. Dengan program siaran tanggap bencana tersebut, diharapkan pemahaman masyarakat terhadap bencana semakin meningkat.
Aminullah mengatakan kebiasaan masyarakat menggunakan kentungan sebagai tanda bencana sudah lama ditinggalkan. Dirinya teringat saat di kampung, kentungan namanya tak-tok digunakan untuk bencana dan kegiatan lainnya.
"Memang, terkadang kita cenderung memandang sepele dengan hal-hal kecil seperti kentungan. Padahal, kentungan bermanfaat memberi tahu masyarakat seperti ada maling, banjir, kebakaran, dan lainnya," ungkap Aminullah.
Pemerintah Kota Banda Aceh, kata Aminullah, berencana menghidupkan kembali kebiasaan masyarakat menggunakan kentongan di desa-desa di ibu kota Provinsi Aceh tersebut.
"Kentungan ini perlu dihidupkan kembali di kalangan masyarakat. Ini sebagai bentuk tanda atau sinyal-sinyal yang disampaikan salah satunya peringatan tanda bencana," kata Aminullah Usman.
Baca juga: Siaran Radio Siaga Bencana FM Terakses di Bonn
Baca juga: Siaran Pers Rakor Menteri Tentang Penanggulangan Bencana Asap di Riau
Pewarta: M.Haris Setiady Agus
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019