Production Manager BumiLangit Studios --perusahaan hiburan berbasis karakter yang jadi "rumah" untuk Gundala-- Imansyah Lubis menuturkan perbedaan yang kentara antara Gundala dan The Flash.
Saat ditemui ANTARA di kantornya beberapa waktu lalu, Imansyah mengatakan kekuatan utama Gundala berbasis pada petir. Karakter komik karya Harya Suraminata alias Hasmi itu terinspirasi dari Ki Ageng Selo, tokoh legenda yang bisa menangkap petir.
"Dia lightning generator, kalau mau disamakan dengan yang Barat, ada Black Lightning dari DC Comics," ujar dia.
Selain kekuatan petir, Gundala punya kekuatan super kedua dari Raja Taifun kerajaan Bayu berupa kemampuan berlari secepat angin topan. Inilah yang kerap dianggap mirip dengan kekuatan The Flash.
Padahal, kecepatan Gundala tak ada apa-apanya dibandingkan The Flash yang kekuatan utamanya adalah kemampuan berpindah tempat dalam waktu super singkat alias "speedster".
"Kecepatan Gundala itu paling top 300 km per jam, sementara Flash itu bisa menembus waktu. Gundala baru berkedip, Flash sudah bisa mengelilingi bumi beberapa kali," dia menjelaskan.
Jika bicara soal kemiripan kostum, dia mengatakan rancangan kostum yang mirip merupakan hal lumrah.
"Dalam desain kostum, ada banyak sekali kostum superhero dan kalau ada satu atau dua yang mirip itu lumrah, apalagi kalau dilihat sejarahnya superhero sudah ada sejak 1930-an," kata dia.
Baca juga: "Gundala" tembus Festival Film Internasional Toronto 2019
Mirip dengan Thor?
Lantas, apakah Gundala bisa disamakan dengan jagoan Marvel Thor yang punya kekuatan petir? Imansyah mengatakan kedua pahlawan super ini serupa tapi tak sama.
Kekuatan petir Thor bersumber dari palu, sementara Gundala tidak mengandalkan alat apa pun. Selain itu, Thor adalah seorang dewa, sedangkan Gundala adalah manusia yang diberi kekuatan lebih besar dari orang lain.
Gundala Putra Petir akan hadir dalam versi layar lebar dalam film garapan Joko Anwar mulai 29 Agustus 2019.
"Gundala" bercerita tentang Sancaka yang hidup di jalanan sejak orang tuanya meninggalkannya. Menjalani kehidupan yang berat, Sancaka bertahan hidup dengan memikirkan keselamatannya sendiri.
Ketika keadaan kota makin buruk dan ketidakadilan berkecamuk di seluruh negara, Sancaka harus memutuskan, apakah dia terus hidup menjaga dirinya sendiri atau bangkit menjadi pahlawan mereka yang tertindas.
"Gundala" menjadi film patriot pertama dalam Jagat Sinema Bumilangit, yang diproduksi Bumilangit Studios, Screenplay Film, bekerja sama dengan Legacy Pictures dan Ideosource Entertainment.
Baca juga: Menanti sambaran Gundala si Putra Petir
Baca juga: Beban "Gundala" sebagai tolok ukur kesuksesan film superhero lokal
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2019