"Pagi ini sudah tidak terpantau, berkemungkinan reptil tersebut sudah melanjutkan migrasinya dengan memanfaatkan arus laut sesuai perkiraan kami sebelumnya," kata Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam Resor Pesisir Selatan Bilmar di Painan.
Ia menjelaskan, enam petugas balai konservasi melakukan pemantauan di sejumlah titik di Pantai Carocok Painan untuk mengamati pergerakan buaya itu sejak Selasa (20/8), sehari setelah mendapat informasi mengenai adanya satu buaya yang berkeliaran di pantai itu.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap tingkah laku buaya itu, menurut Bilmar, kecil kemungkinan reptil tersebut akan menyerang manusia.
"Buaya ini selalu menghindar jika melihat ada beberapa orang yang menyaksikan aktivitasnya, makanya kami berkesimpulan kecil kemungkinan akan terjadi konflik," katanya.
Kendati demikian, kewaspadaan dan kehati-hatian tetap penting. Oleh karena itu, pada Rabu balai konservasi menggelar rapat dengan pejabat dari instansi terkait termasuk Dinas Pariwisata, Satuan Polisi Pamong Praja, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah guna membahas upaya meminimalkan risiko terjadinya konflik antara buaya dan manusia melalui sosialisasi kepada warga dan wisatawan.
Kepala Bidang Pariwisata Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Pesisir Selatan Yohendro Nasti sebelumnya mengemukakan bahwa kemunculan buaya yang menurut informasi warga panjangnya sekitar lima meter di Pantai Carocok Painan sempat menimbulkan kekhawatiran. Dia mengimbau warga yang berwisata ke pantai itu untuk waspada dan berhati-hati.
Baca juga: Pemkab surati BKSDA terkait kemunculan buaya di pantai Carocok Painan
Pewarta: Miko Elfisha
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019