"Saya orang yang biasa ditolak, demo ditolak. Saya jadi terbiasa," kata Fiersa, saat ditemui di Road to Soundrenaline di Grand City Convention and Exhibition di Surabaya, Jawa Timur, Rabu (21/8) malam.
Fiersa mulai tampil di panggung musik pada 2012. Saat itu, dia juga mengirimkan demo musik ke berbagai label rekaman dan hampir selalu berujung dengan penolakan.
Begitu juga dengan nasib tulisan-tulisannya, belum ada penerbit yang tertarik mempublikasikan karya Fiersa Besari.
Sering ditolak tidak lantas menjadikan Fiersa patah semangat, justru ia semakin bijaksana. Cara pandang Fiersa tentang panggung, musik, dan musisi pun berubah seiring dengan penolakan-penolakan yang didapatnya.
Semakin sering ditolak, Fiersa menyadari bukan popularitas yang dia cari dalam bermusik, melainkan kebutuhan batin.
"Tadinya main musik untuk jadi terkenal. Tapi, setelah ditolak, sebenarnya bermusik untuk kebutuhan jiwa," kata Fiersa.
Sekarang, menjadi terkenal karena bermusik bagi Fiersa merupakan bonus.
Sambil bercanda, Fiersa mengingat para penerbit yang dulu menolak buku-bukunya.
"Sekarang mengontak lagi hehehe," kata dia.
Baca juga: Ini yang bikin Fiersa Besari tidak bosan manggung
Baca juga: Sambil manggung, Fiersa Besari curhat ke penggemar
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2019