• Beranda
  • Berita
  • Pakar tekankan soal bibit dan lingkungan untuk masa depan sawit

Pakar tekankan soal bibit dan lingkungan untuk masa depan sawit

22 Agustus 2019 11:59 WIB
Pakar tekankan soal bibit dan lingkungan untuk masa depan sawit
Pakar Perkebunan Universitas Bosowa (Unibos) Ir Jeferson Boling MP (empat kiri). ANTARA/HO-Unibos/aa.

Dua hal penting yang harus menjadi fokus perhatian dalam upaya pengembangan produksi sawit yakni terkait persoalan bibit dan perhatikan dampak lingkungan...

Pakar Perkebunan Universitas Bosowa (Unibos) Ir Jeferson Boling MP menyebutkan dua hal penting yang perlu dilakukan dalam upaya peningkatan produksi sawit nasional yang kini tengah fokus digalakkan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman yakni bibit dan dampak lingkungan.

"Dua hal penting yang harus menjadi fokus perhatian dalam upaya pengembangan produksi sawit yakni terkait persoalan bibit dan perhatikan dampak lingkungan dari pembukaan lahan baru yang cukup luas" kata Jeferson Boling MP di Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu.

Ia menjelaskan sejumlah ahli telah memprediksi jika kebutuhan kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) akan meningkat pada tahun 2019 dan ternyata sudah terlihat dengan naiknya harga CPO di pasar internasional belakangan ini.

Bahkan kebutuhan dalam negeri juga diprediksi akan mengalami kekurangan satu hingga dua juta ton CPO.

Melihat besarnya peluang dalam pengembangan sawit, kata dia, maka dua hal itu harus betul-betul diperhatikan, terutama pada aspek lingkungan.

Menurut dia, pembukaan lahan sawit yang begitu luas diprediksi akan mengubah struktur vegetasi tanah. Perubahan dapat berdampak kepada kemungkinan terjadinya erosi, berdampak terjadinya banjir, dan itu tentunya harus menjadi perhatian stakeholders untuk mengantisipasi dampak negatif tersebut.

Kedua, lanjut dia, soal tanaman sawit itu sifatnya jangka panjang dan investasi awal adalah masalah bibit, mengingat kualitas bibit inilah yang akan menentukan kualitas sawit ke depan.

Menurut dia, pembukaan lahan baru yang dicanangkan Menteri Pertanian Amran Sulaiman di wilayah Kalimantan karena lahan juga tersedia. Namun bukan hanya itu, kualitas bibit memang perlu diperhatikan dan kini sudah ada pusat-pusat pengembangan sawit untuk meningkatkan produksi.

Untuk bibit, lanjut dia, pertama yakni yang tahan dengan gangguan penyakit, produksi yang tinggi, namun kualitas minyaknya juga bagus. "Sehingga dengan luas lahan sawit dapat berbanding lurus dengan produksi sawit yang memadai," jelasnya.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman kini mulai menggenjot sektor perkebunan yang menjadi andalan ekspor Indonesia dengan proyek BUN500 atau distribusi benih unggul perkebunan, termasuk sawit sebanyak 500 juta batang 2019-2024.

Baca juga: Harga CPO di Jambi naik signifikan, tembus Rp6.500/kg

Pewarta: Abdul Kadir
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019