• Beranda
  • Berita
  • Pengusikan habitat picu serangan buaya di Sungai Batang Anggang

Pengusikan habitat picu serangan buaya di Sungai Batang Anggang

22 Agustus 2019 12:38 WIB
Pengusikan habitat picu serangan buaya di Sungai Batang Anggang
Anggota BKSDA Resor Agam pada Rabu (21/8) meninjau Sungai Batang Anggang, tempat warga Jorong Pasar Bawan, Nagari Bawan, Kecamatan Ampeknagari diserang buaya. (HO BKSDA Resor Agam)
Serangan buaya yang terjadi di Sungai Batang Anggang pada Selasa (20/8) terjadi akibat pengusikan habitat satwa tersebut menurut pejabat 
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Resor Agam di Sumatera Barat.

"Berdasarkan pengamatan kami dan keterangan warga sekitar, lokasi warga diserang buaya itu memang habitatnya," kata Kepala BKSDA Resor Agam Syahrial Tanjung di Lubukbasung, Kamis.

"Diperkirakan buaya itu terusik akibat aktivitas warga mencari lokan dan pensi di sungai tersebut," ia menambahkan.

Ia mengutip keterangan dari warga bahwa buaya dengan panjang tiga meter tersebut bertelur dan telurnya sudah menetas 15 hari lalu menjadi anak buaya berukuran panjang sekitar setengah meter.

Menurut dia, buaya itu kemungkinan menyerang warga hingga tangan, dada, dan punggungnya terluka karena merasa habitatnya terusik.

Warga sekitar Sungai Batang Anggang menyebutkan bahwa dalam tiga tahun terakhir ada empat kejadian buaya menyerang warga. Namun BKSDA menyatakan hanya menerima satu laporan kasus.
 
Syahrial mengimbau warga berhati-hati saat melakukan aktivitas di sekitar sungai. "Kami akan memasang papan imbauan dalam waktu dekat," katanya.

Seorang warga Jorong Pasar Bawan, Nagari Bawan, Kecamatan Ampeknagari, digigit buaya muara saat mencari lokan di Sungai Batang Anggang pada Selasa (20/8) siang.

Serangan buaya itu membuat korban mengalami luka di dada, punggung, dan tangan sehingga harus menjalani perawatan medis di rumah sakit daerah.

"Saat ini korban sudah di rumahnya dan kondisi sudah membaik," kata Syahrial.
​​​​​​​
Baca juga:
Seorang warga Agam diserang buaya
Warga Aceh Timur ditemukan tewas di mulut buaya

Pewarta: Altas Maulana
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019