• Beranda
  • Berita
  • Ini alasan Bank Indonesia turunkan suku bunga acuan

Ini alasan Bank Indonesia turunkan suku bunga acuan

22 Agustus 2019 16:33 WIB
Ini alasan Bank Indonesia turunkan suku bunga acuan
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan keterangan pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Kamis (22/8/2019). Bank Indonesia (BI) memutuskan menurunkan suku bunga acuan BI 7 Days Reverse Repo Rate (BI7DRRR) sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,5 persen. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/pd.

Rendahnya perkiraan inflasi hingga tahun 2020, menjadi salah satu alasan turunnya suku bunga acuan

Gubernur BI Perry Warjiyo di kantor BI, Jakarta, Kamis, memberikan tiga hal penjelasan terkait penurunan suku bunga acuan menjadi 5,5 persen.

"Rendahnya perkiraan inflasi hingga tahun 2020, menjadi salah satu alasan turunnya suku bunga acuan," kata Perry Warjiyo.

Dalam penjelasannya, Perry Warjiyo mengatakan rendahnya prakiraan inflasi yang berada di bawah titik tengah dengan sasaran 3,5 persen plus minus 1 persen akan tetap berada dalam sasaran 3 persen pada 2020. Hal tersebut menjadi faktor penyebab.

Kedua adalah adanya unsur kepercayaan bahwa imbal dari hasil investasi masih akan menarik meski pun suku bunga acuan BI turun.

Hal tersebut bisa diukur dari perbedaan suku bunga baik dalam riil policy rate 2,5 persen diferensialnya kemudian nominal interest rate diferensial, sedangkan terkait cover 4,16 persen, jika uncover tanpa premi risiko menjadi 5,74 persen, berdasarkan paparan Perry.

Penjelasan terakhir atau ketiga adalah untuk meningkatkan penyaluran kredit oleh pihak perbankan di mana diharapkan bisa mendorong percepatan perekonomian nasional.

Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 21-22 Agustus 2019 di Jakarta, Kamis memutuskan untuk menurunkan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 bps menjadi 5,50 persen dari sebelumnya 5,75 persen.

Kemudian, suku bunga Deposit Facility sebesar 25 bps menjadi sebesar 4,75 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 25 bps menjadi 6,25 persen.

 

Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019