Deklarasi damai tersebut berguna untuk menguatkan harmonisasi bangsa dalam bingkai menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Pejabat (Pj) Wali Kota Makassar M Iqbal Samad Suhaeb pada kesempatan itu menyampaikan, Kota Makassar adalah kota heterogen, di mana berbagai suku dan komunitas berkumpul di kota ini.
Untuk itu ia mengajak seluruh pihak agar bersama-sama menjaga keamanan dan kedamaian di kota bertajuk Angin Mammiri ini senantiasa berjalan kondusif aman terkendali. Kendati adanya gejolak di tanah Papua, namun tidak berpengaruh di Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan.
"Semua suku di Indonesia kumpul di Makassar. Papua, Jawa, Kalimantan dan Maluku semua ada. Untuk itu, kekompakan dan kebersamaan kunci utama menjaga Makassar, ini harus terus dijaga sampai kapan pun," paparnya .
Sementara Kapolrestabes Makassar Kombes Pol Wahyu Dwi Ariwibowo dalam deklarasi tersebut menilai, masyarakat di Kota Makassar cukup luar biasa sebab, sangat menghargai siapa pun yang datang ke Makassar.
"Kami akan selalu banyak berkomunikasi dengan mahasiswa bukan hanya dari Papua, tapi senior-senior mahasiswa lainnya yang ada di daerah ini. Kami sangat berharap semuanya menjaga agar Makassar suasananya tetap kondusif, aman dan damai," harapnya.
Sedangkan perwakilan Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) dari Forum Umat Islam Bersatu (FUIB) Sulsel, Siddik, menyampaikan, insiden bentrokan yang terjadi di Asrama Papua jalan Lanto Daeng Pasewang belum lama ini, murni hanya kesalahpahaman antara warga dengan mahasiswa Papua kala itu.
"Itu hanya miskomunikasi, sehingga kondisinya tidak berjalan baik dan terjadilah insiden itu. Banyak adik-adik Papua yang belajar di Makassar, kami sampaikan bahwa mereka bukanlah pendatang, tapi merupakan saudara-saudara kita juga," ucapnya.
Selain itu, kejadian kemarin menjadi pelajaran berharga bahwa Makassar adalah kota yang ramah dan setiap orang yang datang disambut dengan hangat. Tentunya deklarasi ini menjadi momen sangat penting untuk sama-sama menjaga keutuhan bangsa NKRI.
Ketua Umum Ikatan Mahasiswa Asal Fakfak Kota Makassar, Rano K Patiran mengemukakan, pihaknya merasa sangat berterima kasih atas perhatian pemerintah dan aparat keamanan yang sigap dan memberi respon cepat atas kejadian itu hingga merembet ke Makassar, meski kejadian awalnya di Surabaya hingga bergejolak sampai di Papua dan Papua Barat.
Pihaknya meminta pemerintah untuk segera menyelesaikan masalah tersebut agar tidak sampai berlarut-larut agar semua berjalan seperti biasanya dan mahasiswa Papua bisa kembali beraktivitas seperti biasanya.
"Kami juga menghimbau agar pihak pemerintah pusat segera menyelesaikan konflik yang ada di tanah papua sebab bangsa Papua adalah bagian dari NKRI dan diharapkan untuk segera dituntaskan," ujarnya sembari meminta persoalan itu diselesaikan segera.
Pewarta: M Darwin Fatir
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019