Kesenian khas Sunda itu, akan tampil bersama kesenian sejumlah etnis yang ada di NTB, antara lain, etnis Tionghoa dengan Barongsay, etnis Bali, Sumbawa, dan Sasak.
"Menariknya dua pemain gamelan dalam seni degung itu, orang Belanda," kata Ketua Pengurus Wilayah Paguyuban Pasundan NTB, Dikdik Kusnandika, di Mataram, Kamis malam.
Selain seni degung, paguyuban Pasundan juga akan menampilkan lagu pop Sunda dalam kegiatan yang digelar oleh Taman Budaya NTB.
Terus terang, kata dia, Paguyuban Sunda merasa bahagia diundang untuk turut berpartisipasi dalam ajang tersebut. "Keberadaan kami di NTB diakui, hingga kami memberikan apresiasi atas undangan ini," katanya.
Ia menyebutkan etnis Sunda yang ada di Mataram pernah terdata sampai berjumlah 12 ribu orang dengan berbagai macam profesi dari seniman sampai Aparatur Sipil Negara (ASN).
Warga keturunan Sunda itu berbaur dengan warga yang tinggal di Pulau Lombok dengan semangat bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Kami selalu mengedepankan falsafah di mana bumi dipijak di situlah langit dijunjung," katanya.
Bahkan saat gempa setahun lalu, kata dia, Paguyuban Sunda menyumbang untuk korban gempa mencapai Rp600 juta.
Baca juga: Presiden Jokowi menerima anugerah Pinisepuh Paguyuban Pasundan
Baca juga: Jokowi anggap gelar Pinisepuh Paguyuban Pasundan sebagai kehormatan
Baca juga: Paguyuban Pasundan pentas angklung di Eropa
Pewarta: Riza Fahriza
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019