"Indonesia harus keluar dari kutukan sumber daya alam sebab era komoditas sudah berakhir. Indonesia harus mampu menggeser arah pembangunan ke pembangunan manusia, mendorong inovasi, dan penguasaan teknologi. Apalagi kita berhadapan dengan dunia yang berubah dengan begitu cepat dengan datangnya revolusi industri 4.0," katanya dalam siaran pers di Jakarta, Kamis.
Ia mengatakan, sebagaimana diketahui Industri 4.0 adalah kecenderungan otomatisasi dan pertukaran data yang mencakup cyber-physics, Internet of Things (IoT), cloud computing, dan cognitive computing. Istilah Industri 4.0 diangkat kembali dalam Hannover Fair 2011 yang utamanya tentang komputerisasi pabrik, namun sekarang berkembang dan diyakini sebagai kecenderungan global.
Menurut Ari pembangunan manusia harus dilakukan mulai dari dalam kandungan sampai dengan lansia. Kuncinya adalah pendidikan. Sebab lompatan kemajuan bangsa bisa dilakukan melalui pendidikan.
Pihaknya melanjutkan, pada titik ini sektor pendidikan Indonesia menghadapi tantangan nyata dan tidak ringan. Pendidikan Indonesia dihadapkan pada tantangan bagaimana menyediakan bentuk pendidikan yang tidak hanya tanggap dalam menyiapkan peserta didik yang kompeten, tetapi juga memiliki karakter kuat berakar pada jati diri bangsa.
Indonesia sendiri, menurut Ari, sedang memasuki periode "bonus demografi," dimana 70 persen penduduk Indonesia akan berada pada usia kerja yang akan mencapai puncaknya pada tahun 2025 – 2030. Di satu sisi, bonus ini merupakan kekuatan Indonesia dalam menjalankan berbagai program pembangunan, namun di sisi lain akan menjadi "bencana" jika Indonesia gagal membangun SDM yang unggul.
Namun Ari optimis Indonesia akan mampu menghadapinya karena pengembangan kualitas sumber daya manusia menjadi komitmen bersama segenap bangsa yang diwujudkan dalam prioritas dan fokus utama kerja pemerintah.
Untuk membahas masalah ini, Kagama mengangkat persoalan ini dalam Seminar Nasional bertajuk "Pendidikan Bangsa dalam Menyiapkan SDM Indonesia Menghadapi Revolusi Industri 4.0" di Semarang, Kamis.
Seminar Nasional ini merupakan rangkaian kegiatan pra-Musyawarah Nasional (Munas) XIII Kagama tanggal 15-17 November di Bali. Seminar pra munas bakal diadakan di lima kota dan lima pulau (Semarang, Balikpapan, Medan, Manado, dan Bali) mulai bulan Agustus dan ditutup di Bali tanggal 15 November 2019.
Pewarta: Tasrief Tarmizi
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019