Direktur Utama BAKTI Kominfo, Anang Latif mengatakan langkah itu dilakukan guna menindaklanjuti Nawa Cita Presiden Joko Widodo untuk "Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah dan desa dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia."
"Biasanya mereka yang di perbatasan itu kebanyakan menonton acara dari negara tetangga," ungkap Direktur Utama BAKTI Kominfo, Anang Latif dalam sebuah diskusi mengenai siaran televisi digital untuk daerah perbatasan di Menteng, Jakarta, Kamis.
Baca juga: Daftar tarif jaringan serat optik Palapa Ring Tengah
BAKTI Kominfo akan melakukan siaran percobaan televisi digital dalam waktu dekat di Nunukan, Kalimantan Utara, yang berbatasan dengan Sabah, Malaysia.
"Kami akan mengangkat program di perbatasan, desa yang kita pilih di sini adalah Nunukan karena disitu nantinya akan tersedia penyiarannya, telekomunikasinya dan internetnya. Khusus untuk penyiaran kalau kita tidak hadir di sana, mereka akan mengkonsumsi siaran televisi (negara) tetangga," kata Anang Latif.
Direktur Penyiaran Kominfo, Geryantika Kurnia menambahkan, jaringan telekomunikasi juga akan diperkuat dengan peluncuran sinyal 4G di Nunukan dan Krayan.
"Kemudian kami di Nunukan mau coba Palapa ring yang baru selesai, nantinya dari Nunukan akan ada teleconference dari Asmat, Papua. Kita ingin coba seberapa kuat dan bagusnya," tambah Geryantika.
Baca juga: Akses internet jangkau 2.451 lokasi di daerah tertinggal
Lebih lanjut, BAKTI juga akan menjajal penyiaran digital di Batam guna mencegah masuknya siaran digital dari negara tetangga.
"Jadi kami akan coba pada tanggal 31 Agustus nanti di Batam," kata dia.
Salah satu tantangan dalam menyajikan siaran televisi digital, kata dia, adalah menyajikan siaran yang menarik agar menarik minat penonton.
"Yang kedua adalah masalah konten yang menarik, misalnya suka bola Liga Inggris, masukkan saja itu di konten digital. Konten itu menarik dan membuat orang ingin menonton," katanya.
Baca juga: Palapa Ring Timur terkendala peristiwa Nduga
Ia mengatakan bahwa penggunaan televisi digital akan lebih hemat frekuensi ketimbang televisi analog.
"Kenapa kami dorong migrasi cepat ke digital, kalau analog itu terlalu boros pemakaian dari sisi frekuensi. Sekarang analog misalkan satu frekeunsi itu satu infrastruktur yang dipakai oleh mereka sendri, kalau udah digital satu kanal frekuensi bisa sampai 12 jika mereka ambil 2giga," ungkapnya.
"Insfrastrukturnya sudah jelas bisa di share, saya pikir jika lembaga penyiaran berpikir lebih strategis, mereka akan memilih digital karena lebih efisien," tuturnya.
Ke depannya, BAKTI Kominfo juga bakal mempercepat pengerjaan infrastruktur di Jayapura, yang diharapkan rampung pada 2020 menyusul
penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional di Papua.
Baca juga: Satelit multifungsi pemerintah akan dinamai Satria
Baca juga: Menkominfo apresiasi penggunaan aplikasi digital Nelayan Nusantara
Baca juga: Pemerintah mulai sewa satelit untuk internet cepat
Pewarta: Chairul Rohman
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2019