Pakar kesehatan jiwa Dr. dr. Nova Riyanti Yusuf, Sp.KJ mengatakan, pada tahun 2019 jumlah lansia di Indonesia mencapai 29,5 juta jiwa dan pada tahun 2045 diproyeksikan jumlah lansia meningkat menjadi 63,3 juta jiwa. Para lansia sendiri dapat mengenali tanda kepikunan dengan tanda-tanda seperti memori daya ingat menurun, fokus berkurang, perubahan dalam komunikasi atau berbicara serta menurunnya konsentrasi.
"Gejala-gejala ini akan mempengaruhi kemampuan para lansia untuk berperan dalam aktifitas keseharian secara mandiri sehingga nantinya harus bergantung terhadap orang lain", ujar Nova di acara talkshow 'Lansia Sehat dan Mandiri' di Jakarta, Kamis.
Lebih lanjut Nova menjelaskan, yang harus dilakukan oleh para lansia untuk mengurangi kepikunan adalah dengan beraktifitas seperti berolahraga dan juga menari dimana menari dapat mempengaruhi aktifitas sosial, aktifitas fisik, dan aktifitas kognitif untuk berusaha menghafal gerakan tarian.
"Menggunakan gadget dan mengirim pesan melalui ponsel, pun dapat melatih otak untuk mengurangi resiko demensia," tambah wanita yang juga merupakan Anggota DPR RI Komisi XI.
Sementara pada acara yang sama, penulis buku Lansia Zaman Now, Threes Emir mengatakan, secara psikologi, setiap rentan usia punya tugas perkembangan masing-masing dimulai dari balita, remaja, dewasa, hingga lansia.
Sedangkan tugas perkembangan lansia sendiri adalah belajar menyesuaikan fisik yang sudah tidak sama lagi pada saat muda.
"Para lansia pun harus melatih diri untuk melawan perasaan sedih dan selalu berpikir positif agar dapat merasakan kegembiraan dan bahagia," tutup Threes
Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2019