Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mendorong agar Provinsi Nusa Tenggara Timur menjadi sentra produksi garam dan daging untuk memenuhi kebutuhan nasional.Belum lagi ada berbagai langkah kebijakan yang mendorong, pertanian dan peternakan sehingga produksinya terus meningkat
“Pak Gubernur (Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat, red), minimum dua komoditas dari NTT yang kita inginkan jadi sentra garam dan daging untuk seluruh Indonesia,” katanya kepada wartawan usai memantau harga kebutuhan pokok di Pasar Kasih Naikoten, Kota Kupang, Jumat.
Menteri Enggartiasto Lukita berada di Kota Kupang dalam rangka meninjau harga bahan pokok pada sejumlah pasar tradisional di ibu kota Provinsi NTT itu. Kegiatan pemantauan didampingi Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat.
Baca juga: Mendag telusuri penyebab harga bawang putih di Kupang tinggi
Ia mengatakan, hasil garam di NTT sudah masuk ke pasar-pasar tradisional di daerah setempat yang dijual dalam bentuk garam curah.
Kata Enggartiasto Lukita, garam lokal yang dijual tersebut kualitasnya mampu menyamai kualitas garam impor.
Selain itu, lanjutnya, untuk produksi daging di NTT sudah sangat bagus yang ditunjukkan dengan kondisi harga di pasar yang tetap stabil karena pasokan yang melimpah.
“Belum lagi ada berbagai langkah kebijakan yang mendorong, pertanian dan peternakan sehingga produksinya terus meningkat,” katanya.
Ia mengatakan, pemerintah pusat akan saling memberikan dukungan untuk pengembangan komoditi unggulan di NTT sehingga bisa membantu neraca perdagangan nasional.
“Karena kalau ini bisa berjalan maka neraca perdagangan kita terbantu jadi positif karena impor kita berkurang,” katanya.
Selain meninjau harga bahan pokok di sejumlah pasar tradisional Kota Kupang, Mendag juga meninjau Pelabuhan Tenau Kupang yang merupakan pelabuhan utama aktivitas bongkar-muat peti kemas di daerah setempat.
Baca juga: Menteri Perdagangan apresiasi harga daging di Kupang
Baca juga: Enggartisto sebut nilai perdagangan Indonesia mulai membaik
Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019